Scroll untuk baca berita
Nasional

6.452 Siswa Keracunan MBG, Ini Daerah dengan Jumlah Kasus Tertinggi

Avatar of Hibata.id✅
×

6.452 Siswa Keracunan MBG, Ini Daerah dengan Jumlah Kasus Tertinggi

Sebarkan artikel ini
Ratusan Siswa Keracunan MBG, Bukti Gagalnya Pemerintah Menjamin Keamanan Anak Didik/Hibata.id
Ratusan Siswa Keracunan MBG, Bukti Gagalnya Pemerintah Menjamin Keamanan Anak Didik/Hibata.id

Hibata.id – Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus terjadi sejak awal digulirkannya pada Januari 2025.

Data terbaru menunjukkan ribuan siswa di berbagai provinsi terdampak, memicu desakan agar pemerintah memperketat pengawasan kualitas makanan yang disajikan di sekolah.

Scroll untuk baca berita
Screenshot 2025 11 09 100541

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sebanyak 6.452 kasus keracunan diduga bersumber dari menu MBG hingga September 2025.

Sementara data pemerintah melalui Badan Gizi Nasional, Kementerian Kesehatan, dan BPOM mencatat jumlah korban berada di kisaran 5.000 orang.

Berdasarkan laporan lapangan periode 12 Agustus–18 September 2025, sedikitnya 978 siswa dirawat di rumah sakit dengan gejala mulai dari diare, gatal-gatal, mual, muntah, bengkak wajah, gatal tenggorokan, sesak napas, pusing, hingga sakit kepala.

Baca Juga:  LMAN Kucurkan Rp 134,45 Triliun untuk Pembebasan Lahan PSN Jokowi

Koordinator JPPI, Ubaid Matraji, mengungkapkan tren kasus sempat menurun pada Juni 2025 karena sekolah sedang melaksanakan penerimaan murid baru. Namun jumlah kasus kembali melonjak tajam pada Juli hingga September 2025.

“Tapi begitu sekolah masuk Juli, kemudian Agustus dan SPPG September ini digeber MBG-nya maka naik angkanya gila-gilaan, sampai ribuan,” kata Ubaid saat rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (22/9).

Daerah Terdampak

JPPI merinci lima provinsi dengan kasus keracunan MBG terbanyak, yakni Jawa Barat (2.012 kasus), DI Yogyakarta (1.047 kasus), Jawa Tengah (722 kasus), Bengkulu (539 kasus), dan Sulawesi Tengah (446 kasus).

Beberapa insiden yang tercatat sepanjang Januari–September 2025 antara lain:

  • Sukoharjo, Jawa Tengah: 10 siswa SD Negeri Dukuh 03 mual dan sakit perut (16 Januari).

  • Sumba Timur, NTT: 29 siswa SD Katolik Andaluri keracunan ringan (18 Februari).

  • Bombana, Sulawesi Tenggara: 53 dari 1.026 paket makanan MBG tak layak konsumsi (23 April).

  • Cianjur, Jawa Barat: 176 orang terdampak, termasuk siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1, serta warga dalam hajatan (April).

  • Bogor, Jawa Barat: 210 siswa TK–SMP keracunan, 22 dirawat di RS (11 Mei).

  • Lebong, Bengkulu: 427 siswa dari PAUD hingga SD alami gejala keracunan usai menyantap mi, bakso, sayuran, susu, dan telur (27 Agustus).

  • Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah: 251 siswa keracunan, diduga akibat lauk ikan cakalang (17 September).

  • Garut, Jawa Barat: 150 siswa keracunan di SMA Siti Aisyah (17 September).

  • Cipongkor, Bandung Barat: 364 siswa keracunan, ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (23 September).

  • Ketapang, Kalbar: 20 murid dan guru SD Negeri 12 Benua Kayong keracunan akibat ikan hiu dalam menu MBG (24 September).

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang diluncurkan awal 2025.

Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas gizi siswa sekaligus menekan angka stunting. Namun, serangkaian kasus keracunan massal membuat publik menyoroti aspek pengawasan rantai distribusi, kualitas bahan pangan, hingga mitra penyedia MBG.

DPR RI mendesak pemerintah memperketat pengawasan pelaksanaan MBG agar tujuan mulia program ini tidak tercoreng. Penguatan standar keamanan pangan dinilai mendesak untuk mencegah keracunan massal berulang di sekolah.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel