Hibata.id – Proyek pembangunan Masjid Kampus (Maskam) Universitas Pohuwato (UNIPO) kembali menjadi sorotan tajam mahasiswa. Sejak dilakukan pengukuran dan penentuan arah kiblat pada tahun 2023, pembangunan masjid yang diharapkan menjadi ikon spiritual civitas akademika ini belum menunjukkan progres berarti hingga memasuki penghujung tahun 2025.
Padahal, proses pengukuran arah kiblat saat itu melibatkan Kementerian Agama secara resmi. Namun, alih-alih memasuki tahap pembangunan fisik, hingga kini di lapangan tidak terlihat aktivitas pembangunan sama sekali.
Kondisi ini memicu kekecewaan dan pertanyaan keras dari mahasiswa. Salah satunya Moh. Irfandi Djumaati, aktivis kampus yang menyuarakan kegeramannya atas mandeknya proyek tersebut.
“Pengukuran sudah dilakukan tiga tahun lalu. Kini sudah hampir akhir 2025, tapi fisik masjid belum juga terlihat. Ada apa sebenarnya?” tegas Irfandi dalam wawancara dengan awak media, Jumat (1/8/2025).
Lebih mengejutkan, sejumlah mahasiswa mengaku sejak 2019 sudah dikenakan pungutan berupa sumbangan yang diklaim sebagai dana pembangunan Masjid Kampus. Seharusnya, dana yang terkumpul dalam enam tahun lalu itu sudah cukup untuk memulai pembangunan.
“Jangan sampai ini proyek mandek, padahal dana sudah dikumpulkan sejak 2019. Ini bisa menjadi persoalan serius jika tidak ada kejelasan. Kami mahasiswa berhak tahu transparansi penggunaan dana yang dikumpulkan atas nama masjid,” lanjut Irfandi.
Kekecewaan mahasiswa juga diperkuat pernyataan publik Bupati Pohuwato yang sempat menyinggung pembangunan masjid saat pelepasan mahasiswa KKN-T pada 20 Januari 2025. Bahkan dalam sambutannya, Bupati berkomitmen membantu pembangunan pondasi secara pribadi.
Namun, janji tinggal janji. Hingga berita ini dirilis, belum ada perkembangan nyata di lapangan, baik dari panitia pembangunan maupun pemerintah daerah.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid Kampus UNIPO, Hj. Umar Sunge, saat dikonfirmasi menyatakan bahwa pembangunan tertahan karena rencana pemindahan lokasi.
“Masih menunggu kepastian lokasi baru. Kemungkinan lokasi sekarang akan dipindahkan, seperti yang disampaikan Bendahara panitia, Ibu Gretty Sy. Saleh,” ujar Umar, Jumat (1/8/2025).
Namun, tidak ada pengumuman resmi terkait alasan pemindahan lokasi tersebut. Juga tidak ada penjelasan menyeluruh mengenai proses pengumpulan dana dan alokasi penyimpanan dana selama ini.
Bendahara Panitia Pembangunan Maskam yang juga Wakil Rektor I UNIPO, Dr. Gretty Sy. Saleh, ketika dikonfirmasi belum memberikan jawaban pasti terkait rencana pembangunan dan transparansi keuangan.
Melihat minimnya transparansi dan progres nyata, mahasiswa mulai bersuara keras. Mereka mendesak pihak kampus memberikan laporan terbuka kepada publik.
“Jika sampai akhir Agustus tidak ada kejelasan, kami akan menyampaikan mosi tidak percaya kepada pihak rektorat dan panitia. Ini bukan proyek pribadi, tapi rumah ibadah umat yang dananya juga dari kami mahasiswa,” tutup Irfandi.
Hingga kini, Rektorat Universitas Pohuwato belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait polemik pembangunan Masjid Kampus yang semakin menimbulkan keresahan di kalangan mahasiswa.












