Hibata.id – Di tengah perjalanan panjang pembangunan Kota Gorontalo, nama Adhan Dambea menempati tempat tersendiri di hati masyarakat.
Ia bukan hanya dikenal sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai sosok penggerak perubahan yang berani mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab dengan penuh integritas.
Dalam setiap langkah hidup dan pengabdiannya, Adhan Dambea menampilkan wajah kepemimpinan yang tegas, jujur, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Lahir dan tumbuh di tengah masyarakat Gorontalo yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan adat, Adhan Dambea sejak muda telah menunjukkan keteguhan prinsip dan semangat pengabdian.
Ia percaya bahwa menjadi pemimpin bukanlah soal kekuasaan, melainkan amanah untuk melayani dan membawa perubahan nyata bagi kehidupan orang banyak.
Semangat itulah yang kemudian membentuk karakter kepemimpinannya. Dalam perjalanan kariernya di pemerintahan, Adhan dikenal sebagai figur yang disiplin dan bekerja dengan hati.
Ia selalu berpegang pada prinsip transparansi, kejujuran, dan tanggung jawab.
Ketika akhirnya dipercaya untuk memimpin Kota Gorontalo, nilai-nilai tersebut menjadi fondasi kuat dalam setiap kebijakan dan langkah strategis yang ia ambil.
Dekat dengan Rakyat
Bagi Adhan Dambea, kepemimpinan sejati tidak cukup diukur dari keberhasilan administrasi atau pembangunan fisik semata, melainkan dari sejauh mana seorang pemimpin mampu memahami dan menjawab kebutuhan masyarakatnya.
Karena itu, ia tak segan turun langsung ke lapangan, meninjau kondisi lingkungan, berbicara dengan warga, dan mendengarkan keluh kesah mereka secara langsung.
“Pemimpin harus hadir bersama rakyat. Karena dari rakyatlah kita belajar arti sesungguhnya dari pelayanan,” kata Adhan Dambea.
Ungkapan ini bukan sekadar kata-kata, melainkan prinsip hidup yang ia jalankan setiap hari.
Dalam banyak kesempatan, masyarakat menyaksikan bagaimana beliau hadir tanpa jarak—menyapa dengan senyum, menenangkan dengan tutur lembut, namun tetap tegas dalam menegakkan aturan.
Bagi Adhan, kedisiplinan adalah bentuk kasih sayang kepada rakyat, karena hanya dengan disiplinlah sebuah daerah bisa tumbuh menjadi kuat dan tertib.
Selama masa kepemimpinannya, berbagai program pembangunan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat berhasil diwujudkan.
Fokus beliau terhadap penataan kota, peningkatan kebersihan lingkungan, serta penegakan disiplin aparatur menjadi ciri khas yang hingga kini masih dikenang.
Di bawah arahannya, Kota Gorontalo tidak hanya berkembang secara fisik, tetapi juga membangun budaya baru: budaya tertib, bersih, dan tangguh.
Kebersihan kota bukan hanya menjadi simbol keindahan, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap martabat warganya.
Adhan Dambea percaya bahwa kota yang bersih mencerminkan pola pikir dan perilaku masyarakat yang maju.
Karena itu, ia mendorong seluruh elemen masyarakat—mulai dari aparatur pemerintah hingga warga biasa—untuk terlibat aktif menjaga lingkungan mereka.
Peduli pada Kemanusiaan
Selain dikenal tegas dan berwibawa, Adhan Dambea juga menunjukkan perhatian besar terhadap isu kemanusiaan dan kebencanaan.
Ia memahami bahwa Gorontalo merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai bencana alam, sehingga kesiapsiagaan menjadi hal yang mutlak diperlukan.
Melalui kebijakan dan dukungannya terhadap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), beliau menanamkan nilai penting tentang ketangguhan masyarakat dan gotong royong dalam menghadapi situasi darurat.
Adhan meyakini bahwa keberhasilan sebuah daerah dalam menanggulangi bencana tidak hanya bergantung pada lembaga, tetapi juga pada kesadaran kolektif masyarakatnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Gorontalo bahkan menyampaikan kesan mendalam terhadap sosok beliau.
Menurutnya, Adhan Dambea merupakan figur yang menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab dalam setiap tugas.
“Prinsip-prinsip kepemimpinan beliau sangat relevan dengan upaya kami membangun kesiapsiagaan dan kepedulian masyarakat terhadap bencana,” ujarnya.
Nilai-nilai tersebut kini terus dijaga dan menjadi pedoman bagi para aparatur, relawan, serta masyarakat yang berjuang di garis depan penanggulangan bencana.
Keteladanan Adhan Dambea menjadi sumber semangat bahwa kerja kemanusiaan harus dilandasi dedikasi dan ketulusan hati.
Menginspirasi Generasi
Kini, ketika beliau kembali dipercaya sebagai Wali Kota Gorontalo, semangat pengabdian itu tidak surut.
Kepemimpinan Adhan Dambea di era ini memadukan ketegasan dengan empati, keberanian dengan kebijaksanaan, serta idealisme dengan kerja nyata.
Ia membawa visi besar untuk membangun Gorontalo yang tangguh, maju, dan berkarakter—sebuah daerah yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga kuat dalam moral dan solidaritas sosial.
Dalam setiap kebijakan yang ia keluarkan, tampak jelas jejak komitmennya terhadap nilai-nilai moral dan spiritual. Ia percaya, pembangunan tanpa moralitas hanya akan menghasilkan kemajuan semu.
Karena itu, Adhan Dambea terus menanamkan nilai kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab di setiap lapisan birokrasi pemerintahan.
Di luar jabatan, Adhan Dambea tetap dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan bersahaja.
Ia mudah ditemui masyarakat, senang berdialog, dan tidak pernah menempatkan dirinya di atas orang lain.
Kesederhanaannya menjadi bagian dari kekuatan moral yang membuatnya disegani, bukan karena kekuasaan, tetapi karena ketulusan hati.
Baginya, kepemimpinan bukan tentang berapa lama seseorang memegang jabatan, melainkan seberapa besar ia meninggalkan warisan nilai dan perubahan bagi masyarakat.
Warisan terbesar Adhan Dambea bukanlah bangunan megah, melainkan keteladanan karakter dan semangat pelayanan yang hidup di hati rakyatnya.
Dalam perjalanan panjang sejarah Kota Gorontalo, sosok Adhan Dambea berdiri sebagai contoh nyata bagaimana ketegasan dapat berpadu dengan ketulusan, dan bagaimana kepemimpinan sejati tidak diukur dari jabatan, melainkan dari pengabdian.
Ia telah membuktikan bahwa seorang pemimpin bukanlah mereka yang hanya memerintah, tetapi mereka yang melayani dengan hati, berani menegakkan kebenaran, dan konsisten menjaga integritas.
Dengan dedikasi dan komitmen yang tak pernah surut, Adhan Dambea meninggalkan jejak abadi dalam pembangunan Gorontalo.
Jejak yang tidak hanya terukir di catatan sejarah pemerintahan, tetapi juga di hati masyarakat yang pernah merasakan sentuhan kepemimpinan sejati—pemimpin yang bekerja bukan untuk kehormatan pribadi, melainkan untuk kemajuan bersama.












