Scroll untuk baca berita
Lingkungan

Air Sumur Kering, Siswa Terganggu: Sekolah Ini Terdampak Tambang di Pohuwato

Avatar of Hibata.id✅
×

Air Sumur Kering, Siswa Terganggu: Sekolah Ini Terdampak Tambang di Pohuwato

Sebarkan artikel ini
Kondisi SDN 04 Buntulia, sekolah dasar yang terletak di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato/Hibata.id
Kondisi SDN 04 Buntulia, sekolah dasar yang terletak di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato/Hibata.id

Hibata.id – Dunia pendidikan kembali terusik, kali ini SDN 04 Buntulia, sekolah dasar yang terletak di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Mengapa tidak, kini sekolah tersebut dikepung aktivitas tambang emas yang beroperasi tepat di belakang pagar sekolah.

Debu berterbangan, air sumur mengering, dan konsentrasi belajar siswa kerap kali terganggu. Keluhan itu disampaikan langsung oleh Kepala SDN 04 Buntulia, Lukman Daud, saat ditemui wartawan.

Ia menyoroti dampak langsung yang dirasakan sekolah sejak kehadiran aktivitas tambang sebulan terakhir.

“Yang pertama adalah polusi debu yang beterbangan, kemudian air di sekolah juga sudah dalam kondisi kering. Ini sangat berpengaruh terhadap kondisi sekolah. Ini barangkali kendala-kendala yang kami hadapi saat ini,” ujar Lukman.

Tak hanya itu, hiruk-pikuk kendaraan operasional tambang juga membuat fokus siswa teralihkan.

Baca Juga:  Tambang Dekat Sekolah, DPRD Pohuwato Desak Bupati Tindak Pani Gold

“Anak-anak ketika belajar itu pandangannya hanya beralih untuk melihat kendaraan perusahaan yang sementara beroperasi tepat di belakang sekolah,” lanjutnya.

Sumur gali yang selama ini menjadi sumber utama air bersih bagi siswa dan guru kini tak lagi mengalir.

“Kalau soal pengaruh musim kemarau, kita belajar dari hari-hari kemarin. Dulu itu tidak pernah kering. Tapi hari ini, semuanya sudah kering,” tegas Lukman.

Meski pihak perusahaan telah melakukan kerja sama sosial seperti pembagian makanan gratis dan program CSR rutin, namun persoalan utama—debu dan krisis air—belum terselesaikan.

“Kami khawatir akibat dari debu itu akan berdampak pada kesehatan, baik guru maupun siswa.

Air juga sangat dibutuhkan. Saat ini, kondisi air yang tidak tersedia sangat menyulitkan kami dan para siswa untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.

Baca Juga:  WALHI dan JATAM Sulteng Desak Penghentian Pembangunan Pipa Air Baku di Sungai Karaopa, Morowali

Menanggapi suara dari ruang kelas yang tertutup kabut debu itu, Pani Gold Project (PGP), selaku perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut, menyampaikan klarifikasinya. PGP mengaku terus melakukan upaya penanganan untuk mengurangi dampak terhadap masyarakat dan dunia pendidikan.

Perwakilan perusahaan, Kurniawan, menegaskan bahwa suplai air bersih telah didistribusikan secara rutin.

“Kami terus berupaya membantu suplai air bersih untuk warga terdampak. Distribusi dilakukan langsung menggunakan water truck dan tandon,” jelasnya.

Tak hanya air, Kurniawan menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka. Pihaknya mengaku aktif berdialog, baik dengan warga maupun pemerintah desa.

“Komitmen kami, jika ada keluhan dari warga, akan langsung kami tindaklanjuti sebaik mungkin,” ujar Kurniawan.

Untuk isu kebisingan dan polusi debu, tim PGP disebut telah turun ke lokasi pada hari yang sama.

Baca Juga:  Aktivitas PETI di Pohuwato Terus Menggila, Penegakan Hukum Lemah

“Kami sudah ke lokasi untuk melihat kondisi secara langsung serta berdialog dengan kepala sekolah dan warga. Ini bagian dari komitmen kami untuk terbuka dan responsif,” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa hubungan dengan pihak sekolah tetap terjaga baik. PGP secara rutin mengirimkan tim untuk mendistribusikan makan siang bergizi sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

“Kami berkomunikasi setiap hari dengan pihak sekolah. Kepala sekolah, Bapak Lukman Daud, sangat terbuka dan kooperatif,” jelasnya.

Terkait isu pengambilalihan lahan sekolah, PGP membantah keras.

“Sampai saat ini, tidak ada rencana pengambilalihan terhadap SDN 04 Buntulia. Fokus kami adalah memastikan keberlangsungan pendidikan tetap berjalan baik,” tegas Kurniawan.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel