Hibata.id – Teror kembali menghantui para aktivis di Gorontalo. Kali ini, Fadli, seorang aktivis muda yang kerap turun ke jalan menyuarakan penindakan aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Pohuwato,—mengaku menjadi sasaran ancaman melalui pesan WhatsApp misterius.
Pesan itu datang saat Fadli tengah duduk bersama rekan-rekannya di sebuah warung kopi di Gorontalo. Malam itu, obrolan santai mereka berubah menjadi sunyi ketika sebuah pesan masuk ke ponsel Fadli.
“Isi pesannya ancaman. Nomor pengirim tak dikenal, tidak terdaftar di kontak mana pun, dan tak punya nama,” kata Fadli kepada Hibata.id, Kamis (29/5/2025).
Fadli mencurigai teror ini berkaitan dengan aksi demonstrasi yang mereka gelar sehari sebelumnya di depan Markas Kepolisian Daerah Gorontalo. Dalam aksi tersebut, mereka menuding adanya keterlibatan sejumlah petinggi Polda dalam praktik-praktik kotor yang selama ini ditutupi.
Yang membuatnya kian resah, dalam pesan itu sang pengirim menyebut nama “Joker”. Orang tak dikenal itu meminta mereka untuk tidak terlalu keras menghajar Joker, jika ingin masih suka berjalan. Permintaan itu, menurut Fadli, adalah bentuk ancaman yang serius buat mereka.
“Jangan terlalu keras hantam joker bosq, kalau bos masih suka bajalan. Ane tau ente pe tempat nongkrong dengan rute pulang kos. Hati-hati bos,” begitu pesan yang dikirim oleh nomor 085696607121 kepada Fadli.
Diketahui “Joker” ini nama yang bukan tanpa makna. Dalam orasi mereka pada aksi Selasa lalu, Fadli dan kawan-kawan justru menyingkap dugaan bahwa “Joker” adalah semacam identitas bayangan—jaringan atau figur fiktif—yang menjadi alat kendali kekuasaan di PETi Pohuwato.
“Pada hari Selasa kemarin, kami memberikan fakta mengejutkan ke publik bahwa di balik joker ada keterlibatan para petinggi Polda Gorontalo,” ujar Fadli.
Kekhawatiran Fadli bertambah ketika ia mendapati pesan lain yang tersebar di kalangan aktivis, menyebutkan bahwa jika ada pihak yang “mengganggu”, cukup lapor ke Joker, dan “nanti akan diteruskan ke Coklat”—istilah yang diyakini merujuk ke institusi kepolisian.
“Pertanyaannya, apakah teror terhadap aktivis ini ada kaitannya dengan Joker?” Fadli menutup keterangannya dengan tanya retoris yang menggantung, tapi penuh makna.