Scroll untuk baca berita
Kabar

Akun TikTok UMGO dan Krisis Moral Tata Kelola Digital Kampus

Avatar of Hibata.id✅
×

Akun TikTok UMGO dan Krisis Moral Tata Kelola Digital Kampus

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi - Akun TikTok UMGO/Hibata.id
Ilustrasi - Akun TikTok UMGO/Hibata.id

Hibata.id – Akun resmi TikTok Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) tiba-tiba menjadi bahan perbincangan publik.

Bukan karena konten edukatif yang mendidik atau capaian akademik kampus.

Scroll untuk baca berita
Screenshot 2025 11 09 100541

Tetapi karena satu hal yang sepele—namun fatal. Akun resmi perguruan tinggi Islam itu kedapatan follow akun joget tanpa hijab.

Sekilas terlihat remeh, namun bagi lembaga pendidikan yang berbasis nilai dakwah dan moral seperti Muhammadiyah, insiden ini bukan perkara receh. Ini soal arah moral institusi.

Ironi ini pertama kali diungkap Rizal Agu, alumni Fakultas Hukum UMGO, yang menyampaikan kritik terbuka pada Kamis (23/10/2025).

Dari temuan pada pukul 10.35 WITA, akun TikTok resmi UMGO dengan 1.515 pengikut dan 6.542 tanda suka ternyata hanya mengikuti satu akun: @_listiyaa20—akun yang rutin memuat konten tarian perempuan tanpa hijab.

“Bagi saya, tindakan seperti ini harus diberi sanksi tegas, bahkan pemecatan. Ini jelas merusak citra kampus. Bagaimana mungkin akun resmi perguruan tinggi Islam malah mengikuti akun yang berisi konten joget tanpa hijab?” kata Rizal.

Baca Juga:  Cara Mencairkan BSU Rp600 Ribu Tanpa Rekening Bank, Resmi dari Pemerintah

Pernyataan Rizal tajam, tetapi narasinya merepresentasikan kegelisahan yang jauh lebih dalam. UMGO sedang mengalami krisis pengelolaan media digital.

Ini bukan sekadar soal salah klik. Ini mencerminkan budaya organisasi yang abai pada reputasi lembaga dan tata kelola profesional.

Akun resmi TikTok Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) kedapatan mengikuti akun pribadi @_listiyaa20, yang menampilkan konten joget seorang perempuan tanpa hijab. (Foto: Dok. Istw)
Akun resmi TikTok Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) kedapatan mengikuti akun pribadi @_listiyaa20, yang menampilkan konten joget seorang perempuan tanpa hijab. (Foto: Dok. Istw)

Rizal bahkan secara terang menyinggung kontradiksi internal kampus.

“Ini bertolak belakang dengan pesan Pak Rektor yang ingin membangun citra positif. Masa akun resmi kampus malah mengikuti akun yang tidak relevan dan sensitif?” ujarnya.

Kritik ini menohok. Di satu sisi, kampus bicara etika, nilai, dan integritas. Di sisi lain, pengelolaan media resmi justru tampak tanpa arah dan tanpa standar.

Pada titik ini, absennya standard operating procedure (SOP) media kampus menjadi masalah serius. Reputasi institusi tidak hanya diuji di ruang akademik, tetapi juga di ruang digital.

Baca Juga:  ASN Pohuwato Pakai Gas Elpiji 3 Kg, Alasannya Bikin Kaget

Rizal tak berhenti pada kritik moral. Ia masuk ke akar masalah—tata kelola sumber daya manusia di dalam kampus.

“Pegawai seperti inilah yang justru merusak citra kampus. Mereka yang lalai begini yang harus dievaluasi, bukan malah dosen-dosen yang memperjuangkan transparansi dan keadilan bagi mahasiswa,” tegasnya.

Dalam bahasa lain, insiden TikTok ini hanyalah gejala. Masalah utamanya lebih besar, lemahnya disiplin organisasi dan rapuhnya sistem pengawasan internal.

Dikonfirmasi terpisah, Widya—pengelola akun TikTok UMGO—mengaku insiden itu tidak disengaja.

“Untuk following ini, jujur saja saya tidak tahu dan bisa dipastikan ini tidak sengaja ter-follow. Dari awal, kami sudah komit tidak akan followback siapa pun,” ujar Widya.

Widya menyebut sistem TikTok kadang secara otomatis mengikuti akun lain tanpa perintah, dan kasus ini baru ia ketahui setelah menerima laporan.

Namun, penjelasan “tidak sengaja” jelas belum cukup menyelesaikan masalah. Ini bukan sekadar tentang unfollow, ini tentang accountability.

Baca Juga:  Hore, 2.466 PPPK Paruh Waktu di Provinsi Gorontalo Segera dapat NIP, Cek Namamu!

Setelah menuai sorotan publik, pada pukul 14.33 WITA hari yang sama, akun resmi TikTok UMGO memang sudah berhenti mengikuti akun @_listiyaa20.

Masalahnya, mengapa kampus sebesar UMGO tidak memiliki tim editorial digital yang berkompeten?

Dalam dunia komunikasi lembaga, setiap kanal resmi adalah wajah institusi. Ketidakhati-hatian dalam mengelola platform digital sama saja dengan kelalaian merawat marwah kampus.

Tidak perlu menunggu krisis besar untuk berbenah. Satu klik saja bisa membuka borok tata kelola.

Kasus TikTok UMGO adalah alarm dini. Jika tidak ditanggapi serius, kredibilitas kampus perlahan terkikis bukan karena serangan dari luar, tetapi karena kecerobohan dari dalam.

Saatnya UMGO belajar satu hal sederhana namun mendasar: reputasi lembaga tidak runtuh karena kritik publik, tetapi karena gagal memperbaiki diri.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel