Di masa Nabi Muhammad SAW, tradisi menyegerakan berbuka (takjil) menjadi sebuah ajaran agama. Karena takjil menjadi imbauan kepada sahabat yang berpuasa. Sebagaimana disabdakan dalam hadisnya.
عن سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لا يزال الناس بخير ماعَجَّلُوا الفطر (رواه البخاري)
Artinya: Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d al-Sa’idi RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang senantiasa akan selalu bersama dengan kebaikan, selama mereka masih menyegerakan buka puasa.”
Baca Juga: Daun Pepaya, Obat Herbal DBD Ini Bisa Tingkatkan Jumlah Trombosit
Adapun menu berbuka puasa yang lumrah dikonsumsi oleh Nabi SAW, sahabat, tabi’in dan ulama adalah yang manis-manis, seperti kurma dan sejenisnya. Jika tidak ada kurma, maka berbuka dengan air. Sebagaimana dalam hadis Nabi SAW.
انّ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطبات قَبْلَ أَنْ يُصَلِّي فَأِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَات فَعَلَى تمَرَات فَأِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَات مِنْ مَاء (رواه أحمد)
Artinya: Rasulullah SAW biasa berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthob (kurma basah) maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian, beliau berbuka dengan seteguk air.
Baca halaman berikutnya…