Scroll untuk baca berita
KabarHeadline

BMKG Ingatkan Masyarakat Siaga Hadapi Puncak Musim Hujan

Avatar of Hibata.id✅
×

BMKG Ingatkan Masyarakat Siaga Hadapi Puncak Musim Hujan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi hujan, payung. (Photo by Erik Witsoe on Unsplash)/Hibata.id
Ilustrasi hujan, payung. (Photo by Erik Witsoe on Unsplash)/Hibata.id

Hibata.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyerukan agar seluruh pihak bersiaga menyambut puncak musim hujan yang diprediksi berlangsung dari November 2025 hingga Februari 2026.

Hingga akhir Oktober 2025, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim telah memasuki musim hujan. Peralihan musim ini menimbulkan risiko peningkatan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan potensi siklon tropis dari arah selatan Indonesia.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa hujan mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan intensitasnya akan terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan.

“Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Menurut BMKG, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi — yaitu di atas 150 milimeter per dasarian — berpotensi terjadi di sejumlah wilayah antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.

Dalam sepekan terakhir, hujan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa daerah yaitu Tampa Padang (Sulawesi Barat) dengan curah hujan 152 mm per hari, Torea (Papua Barat) 135,7 mm, serta Naha (Sulawesi Utara) 105,8 mm.

Baca Juga:  Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK Tahap 2 Februari 2025

BMKG juga mencatat sebanyak 45 kejadian bencana cuaca ekstrem selama periode 26 Oktober–1 November 2025, didominasi hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan bangunan di berbagai daerah.

Meski hujan mulai meningkat, Dwikorita mengungkapkan bahwa suhu maksimum harian di sejumlah wilayah masih cukup tinggi — mencapai 37 derajat Celsius di Riau dan lebih dari 36 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara. Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem bisa muncul secara mendadak.

Ia menambahkan bahwa dinamika atmosfer saat ini cukup aktif dengan pengaruh gelombang Madden-Julian (MJO), gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia yang memperkuat pembentukan awan hujan.

“Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tegasnya.

Dwikorita juga memperingatkan meningkatnya potensi siklon tropis selatan yang dapat membawa hujan ekstrem dan angin kencang di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.

Ia menyebut bahwa pada November ini periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang bisa berkembang menjadi siklon tropis.

Baca Juga:  BPBD Gorontalo: Status Peringatan Dini Tsunami Masih Level Waspada

“Siklon tropis yang berkembang di Samudra Hindia dapat memicu peningkatan curah hujan secara drastis dan menyebabkan banjir besar di wilayah pesisir. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk memastikan kesiapsiagaan infrastruktur dan masyarakat terhadap kemungkinan dampak bencana,” tambah Dwikorita.

BMKG juga memantau suhu muka laut di Samudra Pasifik yang dalam dua bulan terakhir menunjukkan pendinginan dan melewati ambang batas La Niña — dengan anomali suhu muka laut di Pasifik tengah dan timur sebesar –0,54 °C pada September dan –0,61 °C pada Oktober.

Kondisi ini disertai penguatan angin timuran. Dua indikasi tersebut menandakan perkembangan awal La Niña yang lemah. Namun demikian, Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena ini tidak akan berdampak signifikan terhadap curah hujan di Indonesia. Curah hujan pada November–Desember 2025 hingga Januari–Februari 2026 diprediksi masih berada dalam kategori normal.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan unsur terkait melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk mengurangi risiko banjir dan tanah longsor.

Di Jawa Tengah, operasi yang berlangsung sejak 25 Oktober hingga 3 November berhasil menekan curah hujan hingga 43,26 persen, sedangkan di Jawa Barat mencapai pengurangan 31,54 persen.

Baca Juga:  Dinilai Cemarkan Nama Baik, Daeng Rudy yang Terduga Pelaku Usaha PETI Bulangita Dipolisikan

“OMC menjadi contoh nyata bagaimana sains dan kolaborasi lintas lembaga dapat langsung membantu masyarakat menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi,” kata Dwikorita.

Ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Ketika hujan lebat turun disertai petir dan angin kencang, masyarakat disarankan menjauhi area terbuka, pohon atau bangunan yang rapuh.

Cuaca terik yang masih terjadi di beberapa wilayah juga memerlukan perhatian: jaga asupan cairan tubuh dan gunakan pelindung kulit.

Selain itu, Dwikorita menekankan bahwa kesiapsiagaan terhadap potensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor perlu terus ditingkatkan — terutama di wilayah dengan topografi curam dan daerah aliran sungai.

“Jika bisa dimitigasi dengan tepat, maka musim hujan dan puncak musim hujan yang diprediksi akan lebih panjang dari normal ini justru bisa bermanfaat bagi pertanian dan mendukung ketahanan pangan,” tuturnya.

DWikorita menegaskan pentingnya agar masyarakat memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG seperti situs web resmi, media sosial @infoBMKG, atau aplikasi InfoBMKG, untuk mengantisipasi risiko cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel