Hibata.id – PT Telkomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 27 Mei 2025. Agenda utama rapat mencakup perubahan jajaran pengurus, termasuk posisi Direktur Utama dan Komisaris Utama yang kosong pasca pengunduran diri Bambang Brodjonegoro.
Pemegang saham yang berhak hadir merupakan pihak yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 2 Mei 2025 pukul 16.15 WIB, sesuai Pasal 25 ayat (7) Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 23 ayat (2) POJK No. 15 Tahun 2020.
Perubahan Direksi Telkom Indonesia
Telkom akan meminta persetujuan pemegang saham untuk mengisi kekosongan posisi komisaris utama yang ditinggalkan Bambang Brodjonegoro pada 10 April 2025. Dalam surat pengunduran dirinya, Bambang menjelaskan bahwa ia tidak dapat merangkap jabatan karena telah ditunjuk sebagai Dekan Asian Development Bank Institute (ADBI), mengikuti ketentuan kontrak lembaga tersebut.
Sementara itu, Ririek Adriansyah telah menjabat sebagai Direktur Utama Telkom sejak 2019. Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2005, masa jabatan direksi berlangsung selama lima tahun dan dapat diperpanjang satu periode.
Beberapa nama disebut-sebut menjadi kandidat Direktur Utama Telkom periode berikutnya. Ririek Adriansyah berpotensi melanjutkan masa kepemimpinannya. Selain itu, ada nama Ismail, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang memiliki rekam jejak panjang di sektor telekomunikasi nasional, termasuk sebagai Dirjen SDPPI dan Direktur Pita Lebar di Kemenkominfo.
Nama-Nama Kandidat Lain
Dua pejabat internal Telkom juga dikabarkan masuk bursa calon dirut, yakni:
Heri Supriadi, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko sejak 2020. Sebelumnya menjabat Direktur Keuangan Telkomsel (2012–2020) dan CEO Graha Sarana Duta (2010–2012).
Honesti Basyir, saat ini menjabat Direktur Group Business Development. Ia pernah menjadi Direktur Utama Bio Farma, Direktur Utama Kimia Farma, serta Direktur Keuangan Telkom.
Nama Dian Siswarini, mantan Direktur Utama XL Axiata yang baru saja bergabung dengan PT Smart Tbk, juga beredar sebagai kandidat eksternal.
CNBC Indonesia telah mencoba mengonfirmasi kabar tersebut kepada Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN yang juga menjabat Komisaris Telkom. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan dari Arya.
Selain perubahan pengurus, Telkom juga akan meminta persetujuan penggunaan laba bersih tahun buku 2024, termasuk penetapan dividen kepada para pemegang saham.
Agenda penting lainnya adalah persetujuan rencana buyback saham Telkom. Dalam keterbukaan informasi sebelumnya, Telkom menyampaikan rencana pembelian kembali saham senilai maksimum Rp3 triliun, yang akan berlangsung selama 12 bulan setelah persetujuan RUPST.