Hibata.id – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akhirnya menghentikan sementara layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Keputusan ini diambil setelah lebih dari 2.000 siswa di berbagai daerah di Jabar dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program tersebut.
“Kita hentikan SPPG yang mengakibatkan keracunan,” kata Dedi di Bandung, Kamis (2/10/2025).
Menurut Dedi, langkah penghentian ini jadi bagian dari evaluasi total agar program makan bergizi tetap berjalan aman. Ia menegaskan, keselamatan siswa tetap jadi prioritas utama pemerintah provinsi.
Salah satu kasus yang mencuat terjadi di SMKN 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.
Seorang siswi bernama Bunga Rahmawati (17) meninggal dunia pada 30 September 2025, setelah sebelumnya mengalami gejala mual, muntah, dan kejang.
Bunga diketahui ikut mengonsumsi makanan MBG pada 24 September 2025. Saat itu, 121 siswa lain di sekolah yang sama juga mengalami gejala keracunan. Kematian Bunga pun sempat dikaitkan dengan program MBG.
Namun, hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menyatakan penyebab kematian Bunga bukan karena keracunan makanan, melainkan penyakit lambung yang dideritanya.
Menanggapi hal ini, Dedi Mulyadi memilih menyerahkan penyelidikan kepada kepolisian.
“Biarkan itu didalami oleh aparat penyidik dan kemudian didalami oleh hasil forensik,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan bahwa kasus kematian siswi SMKN 1 Cihampelas tidak ada kaitannya dengan makanan MBG.
“Itu kan sudah dijelaskan dari sana (Dinas Kesehatan KBB) bahwa itu tidak ada hubungan,” kata Dadan usai rapat koordinasi soal MBG di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (2/10/2025).
Dadan menambahkan, BGN tidak melakukan investigasi karena keluarga korban menolak autopsi.
“Kemarin sebenarnya kita bertanya, tapi orang tuanya kan tidak mengizinkan untuk autopsi. Jadi kita serahkan ke pemerintah setempat yang menyampaikan ya,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga buka suara terkait peristiwa ini.
Ia menyebut sudah menerima laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat yang memastikan kematian siswi kelas 12 itu bukan akibat keracunan menu MBG.
“Untuk kematian di Cihampelas mungkin lebih tepat ditanyakan ke sana. Saya sudah menerima laporan dari Kepala Dinas Kesehatan sana bahwa kematiannya itu tiga hari atau empat hari setelah (makan MBG), tapi kalau untuk kematiannya karena apa saya rasa lebih baik ditanyakan ke sana,” kata Budi.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebenarnya dihadirkan untuk meningkatkan asupan gizi pelajar di Jawa Barat.
Namun, kasus keracunan massal yang terjadi belakangan membuat Pemprov Jabar melakukan evaluasi total terhadap rantai distribusi dan pengawasan kualitas makanan.
Dedi memastikan, penghentian sementara ini bukan berarti program dihentikan selamanya, tetapi untuk memastikan keamanan dan mutu makanan benar-benar terjaga.
“Keselamatan siswa jauh lebih penting. Program MBG akan tetap dilanjutkan setelah ada perbaikan menyeluruh,” tegas Dedi.












