Hibata.id – Uang atensi yang disebut-sebut sebagai imbalan agar aktivitas penambangan emas tanpa ilegal (PETI) tidak tersentuh hukum membuat para pelaku usaha tambang ilegal terbebani.
Mengapa tidak, meskipun pihak kepolisian sedang melakukan penertiban di sejumlah lokasi PETI di Pohuwato, para pelaku usaha tambang ilegal itu ternyata harus terpaksa terus operasi secara diam-diam.
Hal itu berdasarkan penelusuran tim Hibata.id, pada Sabtu (05/04/2025) lalu di lokasi PETI di Desa Teratai dan Bulangita, Kecamatan Marisa. Di lokasi itu, ditemukan ada sebuah excavator terus beroperasi.
Alat berat tersebut diduga milik seseorang yang kerap disapa “Daeng Rudy”. Tim Hibata.id mencoba mengonfirmasi aktivitas alat berat yang digunakan di lokasi PETI Bulangita kepada yang bersangkutan, dan akhirnya, Daeng Rudy pun mengakui hal tersebut.
“Iyah benar saya punya alat itu karena saya mengejar uang atensi, karena saya dengar Rp50 juta atensi dibayarkan ke Yosar per bulan,” katanya.
Dengan adanya pengakuan ini menunjukkan bahwa alasan utama dibalik kelanjutan aktivitas penambangan ilegal ini adalah tekanan untuk memenuhi target “setoran” yang harus dibayar setiap bulan.
Bukan karena tak takut diterbitkan, para pelaku usaha PETI ini justru seperti takut kalau tidak memberikan uang atensi ini. Fakta ini menunjukkan pelaku tambang ilegal tidak takut akan konsekuensi hukum yang ada.
Apalagi, atensi yang harus diberikan tersebut jumlahnya cukup besar, yakni; Rp 50 juta. Hal itu membuat mereka harus terus beroperasi agar penghasilan yang didapatkan bisa lebih besar juga.
Adapun nama Yosar yang disebut Daeng Rudy itu adalah Yosar Ruiba Monoarfa alias Oca yang diduga menjadi koordinator PETI yang beroperasi di Pohuwato.
Sebelumnya, nama Yosar atau Oca ini mencuat setelah akun TikTok dengan nama pengguna susupo_gorontalo mengunggah sebuah diagram konsorsium PETI yang beroperasi di Pohuwato.
Hibata.id kembali menghubungi Yosar untuk mengonfirmasi semua tudingan ini melalui pesan WhatsApp. Namun, hingga berita ini diterbitkan, Yosar belum memberikan tanggapan. Ironisnya, diketahui bahwa Yosar telah memblokir nomor wartawan Hibata.id.