Hibata.id – Ribuan peserta Reuni 212 memadati kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Senin, 2 Desember 2024.
Mereka mengawali kegiatan dengan Salat Subuh berjamaah setelah sebelumnya berdzikir dan bermunajat bersama. Kegiatan ini menjadi rangkaian dari aksi tahunan yang mengangkat tema “Revolusi Akhlak untuk Indonesia Berkah dan Palestina Merdeka”.
Berdasarkan siaran langsung di kanal YouTube Islamic Brotherhood Television, terlihat panggung utama yang didirikan di tengah kerumunan. Para ulama tampak berada di atas panggung untuk memimpin dzikir hingga Salat Subuh berjamaah.
Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, turut hadir dalam acara ini. Ia menaiki panggung sekitar pukul 05.35 WIB, mengenakan pakaian serba putih dengan masker. Kedatangannya disambut sorak ribuan peserta yang telah memadati Monas sejak dini hari.
Sesaat setelah kehadirannya, massa bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Beberapa bendera turut dikibarkan, termasuk Bendera Merah Putih, Bendera Palestina, dan bendera organisasi Front Persaudaraan Islam (FPI). Salah satu peserta aksi dari atas panggung menyerukan, “Indonesia bersatu, Palestina merdeka!”
Sejarah Aksi 212
Aksi 212 pertama kali digelar pada Desember 2016 menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2017. Aksi ini dimotori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), FPI, dan sejumlah organisasi masyarakat Islam. Saat itu, aksi bertujuan untuk menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait ucapannya mengenai Al-Quran Surat Al-Maidah Ayat 51.
Seiring waktu, Aksi 212 terus berlanjut menjadi agenda tahunan yang diberi tajuk “Reuni 212”. Tahun ini, tema yang diusung adalah dukungan terhadap Palestina dan seruan revolusi akhlak di Indonesia.
Klaim Kehadiran Puluhan Ribu Massa
Sekretaris Majelis Syuro Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Slamet Maarif, mengklaim bahwa puluhan ribu massa hadir dalam kegiatan ini.
Ia juga menyebutkan bahwa panitia telah mengundang sejumlah tokoh, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Iskandar, serta sejumlah pimpinan organisasi Islam.
Kehadiran tokoh-tokoh tersebut, menurutnya, diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas dan membangun semangat revolusi akhlak.