Hibata.id –Memasuki awal Agustus 2025, jagat maya kembali heboh. Sejumlah video memperlihatkan bendera One Piece—simbol bajak laut bertopi jerami dari anime populer itu—berkibar tepat di samping Bendera Merah Putih.
Akan tetapi, yang bikin geger, di dekat bendera itu juga terpampang tulisan: “matinya keadilan, dan kekuasaan yang korup.”
Fenomena ini muncul jelang peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, dan sontak memicu debat seru di berbagai platform media sosial.
Netizen terbelah: ada yang menganggapnya sekadar tren, tapi tak sedikit pula yang melihat ini sebagai bentuk kritik sosial yang nyeleneh tapi dalam makna.
Ketika Jolly Roger Bukan Sekadar Lambang Bajak Laut
Buat yang belum tahu, dalam dunia One Piece, bendera tengkorak bertopi jerami alias Jolly Roger bukan cuma tanda bajak laut. Di mata para fans, itu adalah simbol:
-
Kebebasan mutlak dari penindasan,
-
Perlawanan terhadap sistem yang korup,
-
Semangat ngejar mimpi, apapun rintangannya.
“Ini bukan sekadar hobi. Bagi kami, itu simbol bahwa kita berani melawan ketidakadilan—kayak Luffy lawan Pemerintah Dunia,” kata Ali (23), penggemar One Piece asal Gorontalo.
Nasionalisme Gaya Baru: Ngegas Tapi Tetap Hormat
Bagi sebagian anak muda, mengibarkan bendera One Piece di samping Merah Putih bukan berarti tidak cinta Tanah Air. Justru sebaliknya, ini dianggap sebagai bentuk nasionalisme modern—ngegas terhadap masalah bangsa, tapi tetap respek pada simbol negara.
“Anak muda sekarang pengin ngomong, tapi pakai cara mereka sendiri. Salah satunya lewat budaya pop,” ujar Sumitro pegiat media sosial .
Legal Gak, Sih?
Kalau ngomongin hukum, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 memang mewajibkan pengibaran Merah Putih di momen tertentu, terutama Agustus. Tapi soal bendera lain? Gak ada larangan jelas, selama:
-
Bendera lain gak dipasang lebih tinggi dari Merah Putih,
-
Gak diniatkan buat menghina simbol negara.
“Ini zona abu-abu. Tapi selama maksudnya bukan untuk merendahkan, sah-sah aja di ruang privat,” jelas M Saleh Gasin, praktisi hukum Gorontalo.
Lebih dari Sekadar Tren
Fenomena bendera One Piece ini bisa dibilang unik. Di satu sisi, ia adalah ekspresi pop culture. Tapi di sisi lain, ia menyentuh hal yang lebih serius: rasa frustrasi generasi muda terhadap realitas sosial-politik.
Ini menunjukkan bahwa nasionalisme anak muda hari ini tak lagi melulu soal seremoni. Mereka ingin menyampaikan suara—dengan gaya sendiri, lewat simbol yang mereka pahami, tanpa kehilangan rasa hormat pada Merah Putih.
