Hibata.id — Isu mengenai penyakit menular seksual (IMS) bernama “Blue Waffle” telah lama menjadi bahan pembicaraan di internet, meskipun kenyataannya penyakit ini hanyalah tipuan belaka.
Hoaks ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 2008 melalui sebuah meme di media sosial yang menampilkan gambar labia vagina berwarna biru yang tampak terinfeksi.
Apa Itu “Blue Waffle”?
“Blue Waffle” disebut-sebut sebagai penyakit menular seksual yang parah dan tidak dapat disembuhkan. Namun, para ahli medis dengan tegas menyatakan bahwa penyakit ini tidak ada dalam dunia medis.
Hoaks ini merupakan contoh dari informasi palsu yang sengaja disebarluaskan untuk menimbulkan sensasi.
Awal Mula Hoaks
Hoaks “Blue Waffle” bermula dari sebuah gambar meme di media sosial yang menampilkan labia vagina berwarna biru, disertai klaim menyesatkan tentang kondisi tersebut.
Meme tersebut dengan cepat menyebar di berbagai platform, menarik perhatian banyak pengguna internet yang penasaran.
Cara Penyebarannya
Informasi palsu ini terus menyebar melalui situs-situs bait-and-switch yang menampilkan gambar waffle berwarna biru dengan keterangan
“Bet you can’t find me on Google Image Search.” Strategi ini memancing rasa ingin tahu pengguna internet, sehingga mereka terjerumus ke dalam perangkap informasi palsu.
Fakta Medis
Dokter dan ahli kesehatan telah mengklarifikasi bahwa “Blue Waffle” adalah mitos belaka. Tidak ada penyakit menular seksual yang sesuai dengan deskripsi ini.
Penyebaran hoaks semacam ini justru dapat menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu dan menyebarkan misinformasi yang merugikan masyarakat.
Mengapa Penting untuk Waspada?
Dalam era digital, misinformasi dapat dengan mudah menyebar dan menimbulkan kebingungan. Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa kebenaran informasi dari sumber-sumber terpercaya, terutama terkait isu-isu kesehatan.
Penyebaran hoaks seperti “Blue Waffle” juga menunjukkan pentingnya literasi digital dalam mengenali dan menangkal tipuan daring.
Hoaks “Blue Waffle” adalah contoh nyata dari bagaimana informasi palsu dapat memengaruhi opini publik.
Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya verifikasi fakta, kita dapat bersama-sama melawan penyebaran hoaks dan menjaga kesehatan informasi di era digital.
