Hibata.id – Kementerian Kesehatan di Gaza mengonfirmasi kematian Dr. Marwan Al-Sultan dalam pernyataan resmi yang dirilis melalui Quds News Network. Selain Dr. Marwan, istri dan lima anggota keluarganya juga tewas dalam serangan tersebut.
“Dengan penuh duka kami mengumumkan gugurnya pejuang kemanusiaan dan medis, Dr. Marwan Al-Sultan. Beliau syahid bersama keluarganya setelah rumahnya menjadi target agresi militer Israel,” demikian pernyataan Kemenkes Gaza.
Kementerian mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari kebijakan sistematis Israel dalam menargetkan tenaga medis. “Penyerangan terhadap tim kesehatan menunjukkan adanya strategi terencana untuk menghancurkan layanan kemanusiaan di Gaza,” tambah pernyataan itu.
Di lokasi terpisah, serangan drone Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, menewaskan lima warga sipil Palestina, termasuk dua tenaga medis dari Pusat Medis Baraka, dua anak perempuan, dan seorang wanita. Beberapa korban lainnya dilaporkan mengalami luka berat.
Data terbaru Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat bahwa sejak 7 Oktober 2023, sebanyak 1.580 tenaga medis gugur akibat agresi militer Israel di wilayah Gaza.
Rumah Sakit Indonesia sendiri telah berhenti beroperasi sejak Mei lalu setelah fasilitas itu dihantam rudal yang merusak generator listrik dan bagian penting rumah sakit, memaksa evakuasi pasien di tengah tembakan.
Saat ini, sistem layanan kesehatan Gaza berada di ambang kehancuran total. Rumah sakit, klinik, dan unit ambulans lumpuh akibat serangan bertubi-tubi yang dinilai melanggar hukum internasional.
Sejak awal agresi, lebih dari 191.000 warga Palestina di Gaza meninggal dunia atau terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Sementara lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang dan ratusan ribu lainnya mengungsi dari tempat tinggal mereka.
Organisasi hak asasi manusia internasional telah berulang kali mengingatkan bahwa penargetan terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis merupakan pelanggaran berat hukum humaniter internasional. Namun, hingga kini belum ada pihak yang dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan tersebut.