Sosial

Jembatan Vital Ambruk, Warga Boalemo Terisolasi, Pemerintah Tak Peduli?

×

Jembatan Vital Ambruk, Warga Boalemo Terisolasi, Pemerintah Tak Peduli?

Sebarkan artikel ini
jembatan penghubung di RT 15, Desa Harapan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo/Hibata.id
Jembatan darurat penghubung di RT 15, Desa Harapan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo/Hibata.id

Hibata.id – Hampir satu bulan pasca ambruknya jembatan penghubung di RT 15, Desa Harapan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, belum terlihat tindakan nyata dari pemerintah daerah untuk menangani kerusakan infrastruktur tersebut.

Jembatan yang runtuh pada 30 Maret 2025 itu merupakan akses utama warga antar dusun sekaligus jalur vital distribusi hasil pertanian serta aktivitas ekonomi masyarakat. Ketiadaan jembatan permanen menyebabkan lumpuhnya mobilitas harian warga.

Scroll untuk baca berita

Insiden ini menjadi perhatian publik, apalagi terjadi menjelang perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah. Beberapa pejabat daerah, termasuk Bupati Boalemo dan pimpinan dinas terkait, telah meninjau lokasi. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut yang konkret.

Baca Juga:  Kisah Perjuangan 1000 Guru Gorontalo dan WIRE demi Pendidikan di Pelosok Negeri

Inisiatif Warga Bangun Jembatan Darurat

Akibat lambannya respons dari pemerintah daerah, warga Desa Harapan secara swadaya membangun jembatan darurat menggunakan material seadanya. Akses tersebut hanya dapat dilalui kendaraan roda dua, namun cukup untuk memulihkan sebagian aktivitas harian.

“Kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Kegiatan ekonomi dan kebutuhan hidup tidak bisa berhenti,” ujar Fian Hamzah, pendiri komunitas sosial Ruang Anak Muda Connection, saat ditemui di Boalemo, Rabu (23/4).

Baca Juga:  Kebun Petani Plasma di Buol Didatangi Puluhan Personel Brimob, Ada Apa?

Fian menyesalkan tidak adanya dukungan dari pemerintah saat warga bergotong royong membangun jembatan alternatif. Ia menilai, absennya negara dalam kondisi darurat semacam ini menambah beban psikologis masyarakat.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Jembatan sementara yang dibangun secara mandiri tidak mampu menopang lalu lintas kendaraan roda empat. Hal ini membatasi distribusi hasil pertanian dan menghambat akses warga terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, serta pemerintahan di tingkat kecamatan.

Baca Juga:  Kisah Mohammad, Penjual Pentol di Tengah Sepinya Danau Perintis

“Lebih dari sebulan kami menghadapi keterisolasian ini. Belum ada solusi dari pihak berwenang,” tegas Fian.

Ia memperingatkan, krisis infrastruktur yang dibiarkan berlarut akan memperlebar jarak sosial antara masyarakat dan pemerintah. Fian menekankan pentingnya kehadiran negara dalam setiap kondisi darurat.

“Jangan tunggu viral dulu baru bertindak. Rakyat seharusnya tidak merasa sendirian di tanahnya sendiri,” ujarnya.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600