Hibata.id – Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, menyatakan kekecewaannya atas peristiwa gagal panen yang terjadi di Kabupaten Pohuwato. Ia menilai akar persoalan bukan berasal dari kesalahan teknis pertanian, melainkan dari dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan.
“Permasalahan gagal panen ini sebenarnya disebabkan oleh sedimentasi lumpur dari pertambangan. Itu bukan domain kami di Dinas Pertanian, tapi sektor pertanianlah yang terkena dampaknya,” ujar Muljady usai menghadiri kegiatan penanaman jagung serentak kuartal IV di Limboto, Rabu, 8 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, sedimentasi dari kawasan tambang telah menyumbat saluran irigasi dan mengganggu distribusi air ke lahan sawah milik warga. Akibatnya, tanaman padi gagal tumbuh optimal dan petani mengalami kerugian besar.
“Kalau pertambangan tidak diatasi dan saluran tidak diperbaiki, maka pertanian tetap akan mendapatkan dampak paling besar. Ini masalah mendasar yang harus ditangani terlebih dahulu,” tegasnya.
Muljady mengakui bahwa hingga kini belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menangani persoalan sedimentasi ini secara menyeluruh. Ia mendorong adanya kolaborasi lintas sektor, termasuk dari pihak yang bertanggung jawab atas aktivitas pertambangan.
“Kami di sektor pertanian sudah bekerja semaksimal mungkin, tapi jika faktor eksternalnya tidak diselesaikan, hasilnya akan tetap sama: petani merugi,” katanya.
Dinas Pertanian mencatat, gagal panen di Pohuwato telah berdampak pada ratusan hektare lahan padi, terutama di wilayah yang berdekatan dengan lokasi tambang aktif. Warga berharap adanya intervensi segera untuk mencegah kerugian lebih besar pada musim tanam berikutnya.













