Scroll untuk baca berita
Kabar

Kasus Ucapan Diskriminatif Oknum Dosen UNG, ini Permintaan DPRD Bolmong

Avatar of Hibata.id✅
×

Kasus Ucapan Diskriminatif Oknum Dosen UNG, ini Permintaan DPRD Bolmong

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow dari Daerah Pemilihan Dumoga, Amri Modeng/Hibata.id
Anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow dari Daerah Pemilihan Dumoga, Amri Modeng/Hibata.id

Hibata.id – Pernyataan diskriminatif oknum dosen Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terhadap masyarakat Dumoga, Sulawesi Utara, terus menjadi perhatian.

Kali ini, sorotan datang dari Anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow dari Daerah Pemilihan Dumoga, Amri Modeong. Ia menegaskan agar dosen tersebut berani menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Scroll untuk baca berita
Screenshot 2025 11 09 100541

Amri menyebut ucapan sang dosen telah melukai perasaan masyarakat. Khususnya warga Dumoga, sehingga perlu diklarifikasi di ruang publik.

“Kalau memang sudah menyakiti perasaan orang Dumoga, sebaiknya Pak Dosen segera membuat klarifikasi terbuka. Bisa melalui media sosial atau rekaman video permintaan maaf yang jelas, supaya masyarakat benar-benar merasa dihargai,” kata Amri di Bolaang Mongondow, Senin (18/8/2025).

Baca Juga:  3 Situs Resmi IAIN Gorontalo Jadi Sarang Judi Online

Meski menyayangkan pernyataan tersebut, Amri mengajak masyarakat agar tidak terjebak dalam amarah.

Menurut dia, polemik ini bisa menjadi pelajaran berharga sekaligus motivasi bagi generasi muda Dumoga untuk membuktikan diri.

“Memang pernyataan itu menyakitkan. Tapi kalau kita bijak, bisa dianggap sebagai kritik. Anak-anak muda Dumoga jangan hanya tersinggung, tapi jadikan ini pemicu semangat untuk menunjukkan bahwa stigma negatif itu tidak benar,” jelasnya.

Ia juga menekankan, bahwa masih ada sejumlah pekerjaan rumah di Dumoga. Terutama di bidang sosial dan keamanan masyarakat. Hal itu, kata dia, seharusnya dijadikan momentum untuk berbenah.

Baca Juga:  Parah, Kabar Kehamilan Perempuan Viral Bersama Wahyudin Moridu Mencuat

“Kalau mau jujur, memang masih ada tantangan di Dumoga, baik dari sisi sosial maupun kamtibmas. Mari kita jadikan ini bahan introspeksi sekaligus dorongan memperbaiki diri,” ucapnya.

Amri optimistis generasi muda Dumoga mampu mengubah luka akibat pernyataan diskriminatif itu menjadi energi positif.

Ia menegaskan bahwa Dumoga adalah tanah yang kaya potensi, memiliki sumber daya manusia yang kuat, dan pantang tunduk pada stigma.

“Saya yakin anak-anak muda Dumoga bisa menjawab dengan karya, prestasi, dan semangat membangun daerah. Inilah cara terbaik untuk menunjukkan bahwa Dumoga berdaya,” tambahnya.

Baca Juga:  Panggung Utama Drag Race Pohuwato Ambruk, Sejumlah Pejabat Ternyata Jadi Korban

Sebelumnya, dosen UNG Zhulmaydin Chairil Fachrussyah alias Erol melontarkan candaan yang menyebut Dumoga, Sulawesi Utara, dengan kalimat “pam baku potong”.

Ucapan tersebut disampaikan saat kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 di Gorontalo, dan kemudian viral di media sosial.

Pernyataan itu menuai kecaman dari masyarakat Dumoga, aktivis mahasiswa, hingga tokoh politik lokal yang menilai ucapan tersebut telah menyinggung martabat daerah hingga diduga rasis.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel