Peristiwa

Kematian Napi di Lapas Gorontalo Tidak Wajar, Pihak Keluarga Keberatan

×

Kematian Napi di Lapas Gorontalo Tidak Wajar, Pihak Keluarga Keberatan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Mayat/Hibata.id
Ilustrasi Mayat/Hibata.id

Hibata.id – Peristiwa tewasnya salah satu warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo kembali menyoroti soal keamanan di dalam lapas.

Terutama menyangkut pengawasan narapidana yang berpotensi melakukan tindakan negatif. Banyak pihak mempertanyakan apakah petugas lapas kali ini kecolongan dalam menjalankan tugas mereka?.

Baca Juga: Napi Tewas Bunuh Diri, Pengawasan di Lapas Gorontalo Lemah?

Pasalnya, seorang narapidana atau warga binaan ditemukan tewas gantung diri di dalam selnya. Menurut informasi yang beredar, jika narapidana (Napi) berinisial YR alias Yanto itu tewas bunuh diri menggunakan tali jemuran yang ada di dalam lapas.

Baca Juga: Miris, Jam Kerja Kemenkumham Gorontalo Malah Tidak ada Pelayanan

Meski begitu, kematian YR sendiri belum sepenuhnya diterima pihak keluarga. Musabab, menurut mereka banyak sekali kejanggalan yang mereka dapatkan.

Salah satu keluarga korban, Fahmid Abdullah, mengaku menerima kabar meninggalnya korban pada Ahad malam, (11/08/2024).

Baca Juga: Heboh, Napi di Lapas Gorontalo Ditemukan Tewas dalam Toilet

“Pihak Lapas menyebut kematian korban karena bunuh diri,” kata dia.

Namun, menurutnya ada yang janggal dibalik peristiwa tersebut. Yang mana keluarga tidak mendapatkan informasi akurat mengenai kematian tersebut.

“Anehnya, surat dari Lapas yang diterima keluarga, tertulis bahwa korban meninggal karena sakit. Padahal dikatakan awal, korban meninggal bunuh diri,” ujarnya.

Baca Juga: Bekas Dosen Geografi UMGO Setubuhi Keponakan, Rektor Buka Suara

Lebih mencurigakan lagi kata Fahmid, jawaban berbeda dari dua petugas Lapas itu sendiri.

“Salah satu anggota Sipir bilang, korban bunuh diri menggunakan tali jemuran. Sedangkan Kepala Sipir bilang, yang digunakan sarung. Mana yang benar,?” tanya Fahmid merasa ada hal aneh.

Ironisnya kata Fahmid lagi, orang tua perempuan dari korban disuruh menandatangani surat yang berisi tidak keberatan atas kematian anaknya.

Baca Juga: Sebut SH ‘Sarjana Hutu’, Akun Gorontalo Karlota Bakal Dilaporkan

“Bunyi surat yang disuruh tanda tangan sama ibu korban itu berisi pernyataan tidak keberatan. Seolah-olah ini skenario. Semacam ada yang ditutup-tutupi,” kata Fahmid menambahkan.

“Sehingga kami beberapa keluarga sepakat akan menempuh jalur hukum. Saya dan paman saya Andriyanto bantu sudah mendatangi Polda Gorontalo. Kami berharap polisi bisa mengungkap motif kematian tidak wajar ini,” katanya.

Hingga berita ini tayang, awak media masih berupaya terhubung dengan pihak Lapas Kelas IIA Gorontalo.

Bagian Humas Lapas Kelas IIA Gorontalo, Ikbal Gobel, yang dihubungi melalui WhatsApp, mengarahkan wartawan untuk melakukan konfirmasi langsung ke pejabat Lapas berwenang.

“Iya pak benar ada yang meninggal. Saya cuma Humas pak, bukan pejabat yang berwenang memberikan statement. Bisa datang langsung ke kantor saja pak. Saya sudah konfirmasi dengan pejabat yang berwenang, beliau siap menerima untuk di wawancarai,” jawabnya singkat.

Tanggapan Pihak Lapas

Kepala Lapas Kelas IIA Gorontalo melalui Kepala Seksi (Kasi) Binadik, Kasdim ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa gantung diri tersebut.

Akan tetapi pihaknya membantah jika saat bunuh diri, korban tidak menggunakan tali jemuran. Melainkan menggunakan sarung yang digulung layaknya seperti tali.

Baca halaman berikutnya…

**Cek berita, artikel dan konten lainnya di GOOGLE NEWS
Example 120x600