Hibata.id – Tekanan inflasi yang menghantui kantong rakyat kecil menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Gorontalo. Pada Rabu, 16 April 2025, Wali Kota Adhan Dambea saat memimpin langsung High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) triwulan pertama di Banthayo Lo Yiladia. Di kegiatan itu, Adhan mengajak semua elemen strategis untuk turut serta menekan lonjakan harga.
Dihadiri unsur Forkopimda, Bank Indonesia, Pertamina, Bulog, dan DJPB Provinsi Gorontalo, rakor ini menjadi ruang konsolidasi lintas sektor dalam menghadapi potensi krisis biaya hidup. Dalam pertemuan tersebut, Adhan secara terbuka membeberkan tren inflasi Kota Gorontalo yang relatif terkendali, namun tetap membutuhkan kewaspadaan ekstra.
“Bulan Januari kita inflasi year on year (yoy) sebesar 1,29 persen, Februari turun ke 0,51 persen, dan Maret naik tipis ke 0,8 persen. Ini harus kita jaga agar tidak melonjak,” kata Adhan.
Ia mengungkap, faktor utama pemicu inflasi masih berkutat pada naiknya harga pangan, terutama tomat dan cabai rawit, yang dipicu dampak El Nino. Ironisnya, inflasi juga dipengaruhi oleh penurunan tarif listrik sebesar 50 persen, yang dalam beberapa kasus justru memicu lonjakan konsumsi dan tekanan pasokan di sektor energi.
Untuk mengendalikan situasi, Pemkot mengandalkan strategi klasik namun terbukti efektif: 4K—Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.
Adhan memaparkan bahwa selama tiga bulan terakhir, pihaknya telah membentuk satgas khusus, melakukan sidak ke distributor nakal, menggelar pasar murah bersubsidi dan non-subsidi, hingga mengoperasikan bantuan bus gratis di wilayah rawan pangan.
“Kita harus kerja bareng. Tidak cukup hanya pemerintah yang bergerak. Semua unsur harus terlibat, termasuk swasta, perbankan, dan masyarakat,” ujar Adhan sambil mengajak semua elemen strategis untuk turut serta menekan lonjakan harga.
Dalam forum itu pula, Kepala BPS Kota Gorontalo, Sri Dewi Monoarfa; Kakanwil DJPB Gorontalo, Adnan Wimbyarto; dan Deputi Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Ciptoning Suryo Condro, memaparkan kondisi makro dan mikro ekonomi daerah. Mereka menekankan pentingnya menjaga stabilitas pasokan pangan menjelang hari besar keagamaan dan antisipasi gejolak harga global.
Di tengah ancaman perubahan iklim, ketidakpastian pasokan energi, dan fluktuasi pasar global, Kota Gorontalo mencoba berdiri tegak menjaga keseimbangan harga. Misi Adhan Dambea dan tim TPID bukan sekadar meredam angka, tetapi memastikan inflasi tidak menjadi bom waktu yang meledak di dapur rumah tangga warga.