Hibata.id – Kepolisian Resor Gorontalo Kota memberikan klarifikasi atas video viral yang menampilkan dua siswa sekolah terperosok ke saluran air usai dikejar polisi lalu lintas. Insiden itu terjadi di Jalan Rahmat Nadjamudin, Kecamatan Kota Selatan, pada Selasa sore, 28 Oktober 2025.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Gorontalo Kota, AKP Mutiara Hartono, membenarkan bahwa peristiwa itu berawal dari upaya penindakan terhadap pengendara pelajar yang melanggar aturan lalu lintas.
“Petugas yang berpatroli melihat dua siswa mengendarai sepeda motor tanpa spion, tanpa pelat nomor, dan memakai knalpot brong. Saat hendak diberhentikan, mereka justru kabur,” ujar Mutiara.
Aksi kejar-kejaran pun terjadi hingga akhirnya motor yang dikendarai kedua pelajar itu menabrak gundukan di tepi jalan dan terperosok ke saluran air.
“Petugas bertindak sesuai prosedur. Tidak ada pelanggaran dalam penindakan. Justru kendaraan mereka tidak memenuhi standar kelayakan jalan,” tegas Mutiara.
Usai kejadian, salah satu siswa merekam momen itu dan mengunggahnya ke media sosial. Video berdurasi singkat tersebut memperlihatkan motor pelajar tercebur ke selokan, disaksikan warga sekitar.
Rekaman itu kemudian viral dan menuai kritik dari warganet yang menilai tindakan petugas terkesan berlebihan.
Menanggapi hal itu, pihak kepolisian memanggil orang tua kedua siswa untuk klarifikasi. Dalam pertemuan tersebut, orang tua pelajar mengakui kelalaian anak mereka dan menyampaikan permohonan maaf kepada pihak kepolisian.
“Sudah dilakukan pertemuan dengan orang tua. Mereka memahami situasi dan berjanji akan memberikan pembinaan kepada anak-anaknya,” kata Mutiara.
Ia mengimbau para pelajar agar tidak mengendarai motor tanpa kelengkapan, apalagi melanggar aturan lalu lintas.
“Kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang. Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya menutup.
Sebelumnya, video yang diunggah pada Senin, 27 Oktober 2025, itu memicu beragam komentar di media sosial. Sebagian pengguna menilai polisi kurang humanis dalam menindak pelanggar, sementara yang lain menilai tindakan tegas diperlukan untuk menjaga keselamatan di jalan.













