Hibata.id – Sorak sorai siswa dan irama musik panggung mengiringi suasana tak biasa di Stadion Merdeka, Sabtu, 3 Mei 2025. Tapi di balik semaraknya ajang Hulonthalo Got Talent, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo membawa agenda yang lebih substansial: peluncuran (Lounching) sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahun ajaran 2025.
Bukan sekadar seremoni, peluncuran SPMB ini dirangkai dalam satu panggung besar bersama lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), hingga Gala Siswa Indonesia.
Semua kegiatan ini dikemas dalam satu tajuk: Hulonthalo Got Talent—panggung untuk mencari bakat, sekaligus menata ulang tata kelola pendidikan. Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid, yang memimpin upacara pembukaan, menggarisbawahi pentingnya menjaga transparansi dalam proses penerimaan siswa baru.
“SPMB bukan sekadar soal administrasi masuk sekolah. Ini soal keadilan dan kesempatan untuk semua anak,” ujarnya dalam sambutan.
Ia menyebut, keterlibatan masyarakat, Forkopimda, hingga lembaga pengawas seperti Ombudsman adalah kunci memastikan proses ini bersih dari praktik titip-menitip atau manipulasi zonasi. “Sekolah harus jadi tempat bertumbuhnya generasi tangguh. Tak cukup cerdas secara akademik, mereka juga harus kuat secara moral dan spiritual,” tegas Ismail.
Di panggung lain, para pelajar mulai memperlihatkan talenta mereka: dari eksperimen ilmiah, kemampuan vokal, hingga atraksi bela diri. Ajang ini, kata Ismail, bukan sekadar hiburan. Ini adalah ruang penjaringan bibit unggul dari Gorontalo yang kelak bisa bersaing di pentas nasional. “Yang kita cari adalah keberanian tampil, semangat belajar, dan karakter juang,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo, Lukman Kasim, menyebut bahwa Hulonthalo Got Talent adalah laboratorium talenta pelajar yang dibentuk secara inklusif dan berkelanjutan. Ia menyebut, seluruh lomba yang digelar bukan sekadar kompetisi, tetapi bagian dari mekanisme deteksi dini prestasi siswa di tingkat kota.
“Kami ingin siswa Gorontalo tidak kalah bersaing. Pemerintah siap fasilitasi, dari pelatihan hingga sarana pendukung,” ujar Lukman.
Ajang ini juga mendapat apresiasi dari para guru dan orang tua. Di tengah ketegangan tahunan penerimaan sekolah baru, kegiatan ini jadi selingan yang produktif sekaligus relevan—mendekatkan sistem pada siswa, dan siswa pada potensinya sendiri