HeadlineNusantara

Lima Kosakata Jawa Berasal dari Bahasa Belanda, Begini Asal-usulnya

×

Lima Kosakata Jawa Berasal dari Bahasa Belanda, Begini Asal-usulnya

Sebarkan artikel ini
Sejumlah kosakata dalam Bahasa Jawa ternyata berasal dari Bahasa Belanda akibat pengaruh kolonialisme
Sejumlah kosakata dalam Bahasa Jawa ternyata berasal dari Bahasa Belanda akibat pengaruh kolonialisme

Hibata.id – Bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti Bahasa Jawa tidak lepas dari pengaruh kolonial Belanda. Selama lebih dari tiga abad masa penjajahan, banyak kosakata Belanda yang terserap ke dalam bahasa lokal dan masih digunakan hingga kini. Kata seperti “kantor” (kantoor), “handuk” (handdoek), hingga “sepeda” (fiets) menjadi contoh pengaruh tersebut.

Namun, tidak hanya Bahasa Indonesia, sejumlah kosakata dalam Bahasa Jawa juga menunjukkan jejak kuat dari Bahasa Belanda. Berikut lima kata dalam Bahasa Jawa yang merupakan hasil serapan dari Bahasa Belanda:

Scroll untuk baca berita

1. Sepaneng (Dari: spanning)

Kata sepaneng dalam Bahasa Jawa berasal dari kata Belanda spanning, yang berarti tegang. Penyerapan ini terjadi ketika masyarakat Jawa berinteraksi langsung dengan kolonial Belanda.
Lama kelamaan, pelafalan spanning disesuaikan menjadi sepaneng agar mudah diucapkan. Dalam Bahasa Jawa, kata ini merujuk pada kondisi cemas atau tegang, dan lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Baca Juga:  Cara Unik Pasar Hewan di Bone Bolango Pikat Pembeli Jelang Idul Adha

2. Langsam (Dari: langzaam)

Istilah langsam berasal dari kata Belanda langzaam yang berarti lambat atau pelan-pelan. Kosakata ini masuk ke dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia dan Jawa melalui interaksi panjang dengan penjajah Belanda.

Dalam percakapan, langsam biasa digunakan untuk menggambarkan kendaraan atau gerakan yang lambat. Misalnya dalam ungkapan, mobil itu jalan langsam.

3. Brompit (Dari: bromfiet)

Baca Juga:  Amongo, Anyaman Alas di Gorontalo yang Kian Tergerus Zaman

Kata brompit, yang populer pada era 1950 hingga 1980-an, berasal dari gabungan kata Belanda brommer (motor) dan fiets (sepeda).

Kata ini merujuk pada kendaraan bermotor ringan yang umum digunakan saat itu. Kini, istilah brompit sudah jarang digunakan, tergantikan oleh istilah modern seperti sepeda motor atau motor bebek.

4. Sepur (Dari: spoorweg)

Kosakata sepur yang berarti kereta api, berasal dari kata Belanda spoorweg, yang berarti jalur rel.
Meski merupakan warisan kolonial, kata sepur tetap populer hingga kini dan banyak digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, terutama di wilayah Jawa. Ungkapan seperti nyebrang sepur masih sering terdengar di berbagai daerah.

Baca Juga:  Menguak Praktik Dokter Mafia di RSAS Aloei Saboe Gorontalo

5. Blambir (Dari: brandweer)

Istilah blambir, yang dulu merujuk pada petugas atau kendaraan pemadam kebakaran, berasal dari kata Belanda brandweer.
Penggunaan kata ini kini nyaris punah dan tergantikan oleh istilah yang lebih baku seperti pemadam kebakaran atau damkar. Meski demikian, kata blambir tetap menjadi penanda sejarah linguistik kolonial.

Pengaruh Belanda terhadap Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa menunjukkan bagaimana sejarah kolonial membentuk budaya dan komunikasi masyarakat hingga kini. Meski sebagian kata mulai hilang dari percakapan modern, jejak kolonial tetap hidup dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600