Hibata.id – Tak terasa, Marten Taha sudah 10 Tahun menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo sejak Tahun 2014.
Hari Sabtu (01/06/2024) kemarin, merupakan hari terakhir Marten Taha menjadi orang nomor satu di Ibu Kota Provinsi Gorontalo ini.
Tentu bagi Marten, satu dekade itu bukan perkara mudah. Terlebih lagi ada dua Wakil Wali Kota Gorontalo yang berbeda mendampinginya.
Meski begitu, kata Marten, semua pelaksanaan program selama dua periode dijalankannya terasa muda berkat ada kerja tim.
Sinergitas dan kolaborasi semua unsur baik OPD, Camat, Lurah sampai RT/RW dan jajaran Forkopimda di Kota Gorontalo juga menjadi pendukung utama program bisa direalisasikan.
Baca juga: Perjalanan Bersama di Kota Gorontalo Berakhir, Ini Pidato Terakhir Marten-Ryan
“Separuh hidup saya saya habiskan mengabdi untuk daerah dan masyarakat. Sejak Gorontalo belum dimekarkan sampai dengan saat ini,” ungkapnya
Marten mengaku dirinya bukanlah orang yang berlatar belakang birokrat yang memiliki pengalaman dalam menjalankan kerja-kerja pemerintahan.
Namun, karena adanya peran serta seluruh pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Gorontalo, dirinya bisa menjalankan pemerintahanya dengan sangat baik.
“10 tahun saya menjabat benar-benar mendapatkan pelajaran besar dan memahami tentang dunia birokrasi. Terima kasih atas ilmunya,” jelasnya
Akan tetapi, apa yang dikerjakan Marten Taha selama memimpin Kota Gorontalo coba kita sandingkan dengan data-data statistik yang tersedia.
Baca juga: Jabat 10 Tahun jadi Wali Kota Gorontalo, Ini Pesan Terakhir Marten Taha
Misalnya, bagaimana perkembangan persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo selama Marten Taha menjabat.
Menurut Data BPS Kota Gorontalo, persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo pada Tahun 2014, atau tahun pertama Marten Taha menjabat, yaitu mencapai 5.85 persen.
Namun, pada Tahun 2015-2016 angkat persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo tiba-tiba naik menjadi 06.05 persen.
Pada 2017, 2018, hingga 2019, angkat persentase itu mengalami penuruan yang masing-masing mencapai, 5.70 persen, 5.57 persen, dan 5.45 persen.
Sayangnya, pada 2020-2021, angka tersebut kembal naik mencapai 5.59 persen dan 5.93 persen. Pada 2022, angka kemiskinan itu kembali turun menjadi 5.73 persen.
Pada 2023 kemarin, persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo kembali turun mencapai 5.64 persen.
Artinya, selama satu dekade Marten Taha menjabat Wali Kota Gorontalo, persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo sangat fluktuasi.
Penulis: Sarjan