Scroll untuk baca berita
Kabar

Meriah di Luar, Pahit di Dalam: Paskibraka Pohuwato Tolak Honor, Kok Bisa?

Avatar of Hibata.id✅
×

Meriah di Luar, Pahit di Dalam: Paskibraka Pohuwato Tolak Honor, Kok Bisa?

Sebarkan artikel ini
Honor Pasukan Pengibar Bendera HUT ke-80 RI di Pohuwato Dipangkas, Publik Kecewa/Hibata.id
Honor Pasukan Pengibar Bendera HUT ke-80 RI di Pohuwato Dipangkas, Publik Kecewa/Hibata.id

Hibata.id – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Pohuwato berlangsung khidmat, namun diwarnai kekecewaan mendalam dari pasukan pengibar bendera yang mengaku honor mereka dipangkas drastis.

Pantauan Hibata.id di lapangan, sejumlah anggota Pasukan 8 dan Pasukan 45 bahkan mengembalikan uang saku yang diterima dari Pemerintah Kabupaten Pohuwato.

Mereka menilai, penghargaan atas tugas sakral mengibarkan Merah Putih justru diperlakukan tidak adil.

Honor yang biasanya diterima pengapit Pasukan 8 sebesar Rp2,5 juta, tahun ini hanya Rp1 juta. Lebih memprihatinkan, Pasukan 45 yang biasanya memperoleh Rp500 ribu hanya diberikan Rp250 ribu.

Baca Juga:  Warga Popayato Keluhkan Krisis Air Bersih Akibat PETI

“Kami sangat kecewa. Lebih baik uang itu kami kembalikan daripada menerima perlakuan seperti ini,” ungkap salah seorang anggota pasukan, enggan disebutkan namanya, Minggu (17/8).

Dalih Pemda Pohuwato

Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pohuwato melalui Sekretaris Ruslan Samadi menepis tudingan adanya pemotongan. Ia menyebut hal tersebut murni penyesuaian anggaran.

Baca Juga:  Tokoh Politik Gorontalo Dr. Rustam Akili Meninggal Dunia

“Anggaran yang ada memang seperti itu. Tidak ada potongan. Kalau jumlah yang ditandatangani berbeda dengan yang diterima, itu baru bisa disebut potongan. Dana yang dicairkan sesuai DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran),” ujar Ruslan.

Ia menambahkan, kondisi keuangan daerah berimbas pada efisiensi pelaksanaan kegiatan.

“Kami pastikan tidak ada potongan. Namun keluhan pasukan tetap kami tanggapi dan Alhamdulillah ada pihak lain yang bersedia membantu agar sesuai harapan mereka,” katanya.

Meski demikian, alasan efisiensi Pemda Pohuwato tetap menuai kritik. Publik mempertanyakan bagaimana mungkin anggaran besar bisa digelontorkan untuk acara seremonial, sementara pasukan upacara—yang menjadi simbol sakral kemerdekaan—justru menerima honor jauh di bawah standar.

Baca Juga:  RADO Geruduk Kantor FIF Pohuwato, Tuding Ada Perampasan Motor Tanpa Proses Hukum

Sejumlah tokoh masyarakat menilai, Pemkab Pohuwato tidak hanya gagal menjaga marwah upacara kemerdekaan, tetapi juga dinilai mengabaikan semangat perjuangan para pemuda yang disiplin melaksanakan tugas mulia di lapangan.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel