KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا،
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil teman kepercayaan dari orang-orang di luar kalangan (agama)-mu (karena) mereka tidak henti-hentinya (mendatangkan) kemudharatan bagimu. Mereka menginginkan apa yang menyusahkanmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang mereka sembunyikan dalam hati lebih besar. Sungguh, Kami telah menerangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu berpikir. (QS Ali Imran [3]: 118).
Alhamdulillah, bersyukur atas segala nikmat-Nya yang tiada tara. Sungguh nikmat yang luar biasa, kita dipertemukan dengan bulan yang mulia, Ramadhan mubarak. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan alam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mari kita terus meningkatkan kualitas taqwa kita, terlebih di bulan Ramadhan ini. Taati perintah-Nya, jauhi larangan-Nya meskipun tidak ada manusia yang melihatnya. Sama seperti saat kita menjalankan puasa.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Tidak ada bulan yang keutamaannya melebihi keutamaan Ramadhan. Ramadhan sering disebut sebagai “rajanya bulan” Ramadhan penuh keagungan dan keberkahan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di dalamnya Allah subhanahu wa ta’ala pun melipatgandakan pahala atas setiap amal kebaikan. Pantas rasanya setiap Mukmin bergembira menyambut kedatangan Ramadhan.
Namun disisi lain, kita patut bersedih dengan nasib saudara-saudara kita di negeri Muslim yang lain. Saudara kita di Gaza dibantai oleh Zionis Yahudi laknatullah. Mereka tak bisa menikmati Ramadhan. Bahkan mereka sudah lebih dari 5 bulan berpuasa karena tidak ada makanan.
Saat ada truk pembawa bantuan datang, Zionis tak segan menembaki mereka. Ratusan meninggal. Wajar jika mereka kelaparan, kurang gizi, dan akhirnya banyak yang mati. Sementara mereka yang sakit, tinggal menunggu ajal karena rumah sakit-rumah sakit dihancurkan oleh Yahudi. Sungguh luar biasa penderitaan mereka.
Nasib serupa menimpa saudara-saudara kita Muslim Rohingya. Jutaan orang terusir dari tanah kelahiran mereka di Myanmar. Mereka menjadi pengungsi dengan kehidupan yang mengenaskan. Tinggal di tenda-tenda reot di perbatasan Bangladesh dengan makanan sangat minim. Ke mana mereka akan mengadukan nasibnya, sementara banyak negara menolak kedatangannya.
Di Cina, Muslim Uighur di Xinjiang dilarang berpuasa oleh pemerintah setempat. Mereka terancam ditangkap jika ketahuan berpuasa. Pemerintah komunis Cina juga memata-matai warga Muslim Uighur. Tujuannya untuk memastikan mereka tidak berpuasa.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Mungkin ada di antara kita yang berpikir: ngapain mikirin mereka? Toh mereka bukan bangsa kita?
Jika ada yang masih berpikir seperti itu, ingatlah: sesama Muslim itu bersaudara. Ingat pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ
Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak boleh mengkhianati, mendustai dan menelantarkan saudaranya (HR at-Tirmidzi).
Kita berdosa jika tidak memikirkan dan memberikan bantuan kepada sesama Muslim. Mengapa? Karena Allah subhanahu wa ta’ala telah mewajibkan kita untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Firman-Nya:
وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72).
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Ketahuilah, pahala ibadah shaum kita bisa rusak akibat sikap egois, ’ashabiyah, tidak peduli dan menahan diri dari menolong mereka yang membutuhkan. Semua itu adalah perkara yang diharamkan agama yang dapat membinasakan pahala puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengingatkan:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش
Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga (HR an-Nasa’i).
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahulLah mengingatkan, “Ketahuilah, tidak sempurna taqarrub kepada Allah semata-mata hanya dengan meninggalkan syahwat yang mubah ini dalam keadaan selain puasa, kecuali setelah ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan apa yang telah Allah haramkan dalam segala hal berupa dusta, kezaliman serta permusuhan terhadap manusia dalam darah, harta dan kehormatan mereka.” (Ibnu Rajab, Lathaa’if al-Ma’aarif, hlm. 155, Al-Maktabah asy-Syamilah).
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Janganlah kita meniru sikap para pemimpin dunia Islam, khususnya para pemimpin Arab, yang membiarkan genosida di Gaza. Mereka punya kemampuan untuk menghentikan pembantaian itu tapi tidak digunakan. Setiap hari hanya basa-basi yang tiada arti.
Sungguh, umat ini terutama para penguasa, telah terbelenggu paham nasionalisme akut. Padahal paham-paham ’ashabiyah dalam wujud nasionalisme ini telah diharamkan oleh Islam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَعَزَّى بِعَزَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَأَعِضُّوهُ وَلَا تَكْنُوهُ
Siapa saja yang berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahiliyah (’ashabiyah), maka suruhlah ia menggigit kemaluan ayahnya, dan tidak usah pakai bahasa kiasan terhadapnya (HR al-Bukhari).
Kurang apa lagi pernyataan keras Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini?
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Sadarilah, berbagai penderitaan yang dialami kaum Muslim di dunia saat ini bisa diselesaikan. Bukan dengan cara Barat. Bukan dengan cara PBB atau lembaga internasional. Tapi dengan cara Islam.
Sungguh umat ini punya kekuatan, jika dan hanya jika Islam diterapkan, dan persatuan umat diwujudkan. Umat ini butuh pemimpin, butuh institusi pemersatu, yaitu khilafah islamiyah ala minhajin nubuwwah.
Inilah institusi yang ditunjuk oleh syariah untuk mengurus umat melalui penerapan hukum-hukum Islam. Khilafah juga bertugas melindungi kaum Muslim dari berbagai ancaman. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR Muslim).
Semoga Allah menolong kita dengan hadirnya sulthanan nashira, kekuasaan yang menolong. Menegakkan Islam di muka bumi. Mewarisi kepemimpinan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menghapuskan duka umat Muslim seluruhnya. Aamiin []
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ