Hibata.id – Sebuah video singkat yang diunggah akun Kevin Sairullah tengah menjadi viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, puluhan warga dari Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, menyerukan permohonan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Dengan suara lantang, mereka menyuarakan keluhan atas situasi yang mereka alami di kawasan tambang Pani Gold Project (PGP). Dalam nada haru dan penuh harap, mereka meminta bantuan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Kami masyarakat Pohuwato, khususnya Marisa di tambang Pani, minta bantuan kepada Bapak Presiden agar kami diperhatikan. Kami bekerja di lahan resmi, yang memiliki izin, Pak. Tapi kami selalu diintimidasi oleh perusahaan,” kata para penambang.
“Mereka datang sebagai tamu, sementara kami — rakyat Pohuwato — hanya jadi penonton. Tolong, mohon perhatiannya, Bapak Presiden yang tercinta,” sambungnya.
Teriakan serempak puluhan warga yang memanggil, “Bapak Presiden yang tercinta, bantu kami! Tolong bantu kami!” menambah kesan pilu dalam video tersebut. Emosi yang mereka tumpahkan tak hanya mengguncang ruang maya, tapi juga menyulut gelombang reaksi simpati dan kemarahan dari warganet.
Unggahan itu menuai gelombang komentar simpati dan kemarahan. Seorang pengguna Facebook bernama Uci menulis berkomentar “Risiko jadi rakyat kecil memang begini. Gak ada yang dengar. Buang-buang energi, tenaga, pikiran… alhasil gak ada titik terang.” Tulisanya.
Sementara akun Ajal mengkritik tajam ketidakhadiran pejabat daerah: “Sudah menanti ajal… ke mana anggota DPRD dan bupatinya? Kenapa rakyat dibiarkan seperti itu?”
Keluhan penuh kekecewaan juga disuarakan oleh Niken Dwyy, dalam logat khas daerah: “Di daerah sendiri so sama dengan maling, eee. Orang mancari, dorang mo intimidasi. Bukannya orang susah mo senang, malah tambah susah. Mo heran, mar nyata — di daerah sendiri so sama dengan pengemis,” tulisnya.
Ia menambahkan, rakyat kecil yang hanya ingin mencari nafkah dengan cara halal justru diperlakukan seolah-olah penjahat, padahal itu satu-satunya mata pencaharian yang tersisa.
Nada sinis datang dari Ronal Datau, yang menuliskan: “Tidak ada gunanya mengeluh kepada pemimpin. Mereka hanya memprioritaskan perusahaan asing. Orang pribumi dipersulit.”
Video ini menjadi potret tajam ketimpangan dan konflik yang muncul di tengah relasi kuasa antara warga lokal, perusahaan tambang, dan pemerintah. Rakyat yang mengais hidup dari tanah kelahiran sendiri merasa ditinggalkan — terpinggirkan oleh kekuatan modal dan dibiarkan tanpa perlindungan negara.
Kini, masyarakat Pohuwato menanti: adakah suara mereka akan sampai ke telinga Presiden? Adakah keadilan akan datang untuk mereka yang hanya ingin hidup layak di tanah sendiri?
Hibata.id menghubungi Kurniawan Hari Siswoko, selaku Humas PT PETS (entitas bagian dari Pani Gold Project), untuk konfirmasi soal dugaan intimidasi yang dilakukan kepada warga Pohuwato. Namun, hingga berita ini diterbitkan, dirinya belum menanggapinya.