Hibata.id – Setelah aspal, kini giliran petak-petak usaha di Terminal Sentral yang menjadi sorotan Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea. Banyak di antaranya tak lagi jelas siapa pemiliknya. Ada yang kosong, tapi digembok. Ada pula yang dihuni, namun tak menyetor kewajiban sepeser pun.
“Banyak petak di sini, sudah tidak jelas penggunanya,” kata Adhan, Senin, 21 April 2025, usai meninjau kondisi terminal yang lama tak tersentuh pembenahan itu.
Tak ingin berlama-lama dibiarkan semrawut, Adhan akan mengagendakan pertemuan. Ia akan mengumpulkan semua penghuni petak, malam Jumat pekan ini. “Insya Allah malam Jumat, kita kumpulkan semuanya. Biar jelas siapa yang berhak dan siapa yang tidak,” katanya.
Adhan mengaku mendapati sejumlah petak yang digembok dan tidak digunakan. Sebagian lainnya dihuni tanpa menyetor iuran. “Ada juga yang belum bayar,” ujarnya, dengan nada jengkel.
Ia memastikan tak akan segan mengambil tindakan tegas. Petak yang digembok tanpa aktivitas akan dibongkar. “Yang digembok akan kita bongkar. Gemboknya kita buat baru,” katanya. Tak hanya untuk menunjukkan ketegasan, tapi juga memberi kesempatan kepada pelaku usaha lain yang ingin beraktivitas secara legal dan tertib.
Langkah ini menjadi bagian dari paket besar revitalisasi Terminal Sentral ini. Dari pengaspalan ulang, penertiban angkot, hingga penataan ulang petak usaha—semua menyasar satu hal: mengembalikan wajah terminal sebagai pusat mobilitas dan aktivitas warga, bukan ruang abu-abu yang dibiarkan liar.
Dalam inspeksi lapangan itu, Adhan didampingi Asisten I Setda Kota Gorontalo, Iskandar Moerad, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Mulki Datau, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan, Mutakin Adam, serta sejumlah tokoh masyarakat.