Scroll untuk baca berita
Kabar

Pertanian di Balik Jeruji: Sayur Warga Binaan Lapas Pohuwato Diminati Warga

Avatar of Hibata.id✅
×

Pertanian di Balik Jeruji: Sayur Warga Binaan Lapas Pohuwato Diminati Warga

Sebarkan artikel ini
Haris, seorang penjual sayur keliling di Kabupaten Pohuwato saat mengambil hasil panen sayur warga binaan Lapas Pohuwato/Hibata.id
Haris, seorang penjual sayur keliling di Kabupaten Pohuwato saat mengambil hasil panen sayur warga binaan Lapas Pohuwato/Hibata.id

Hibata.id – Haris, seorang penjual sayur keliling di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, menjadi mitra strategis dalam mendistribusikan hasil pertanian warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pohuwato.

Setiap pagi, Haris memulai rutinitasnya dengan menjemput berbagai jenis sayur segar dari kebun pertanian warga binaan.

Scroll untuk baca berita
Screenshot 2025 11 09 100541

Ia kemudian berkeliling kampung untuk menjual hasil panen tersebut langsung ke rumah-rumah warga.

“Sayurannya segar, harganya terjangkau, dan pembeli senang karena kualitasnya bagus. Saya juga merasa bangga bisa mendukung program pembinaan kemandirian warga binaan,” ujar Haris saat ditemui, Selasa (8/7/2025).

Baca Juga:  HMI Siram Kantor DPRD Pohuwato dengan Lumpur, Protes Kerusakan Lingkungan Akibat PETI

Menurut Haris, menjual sayuran dari Lapas Pohuwato tak hanya memberinya keuntungan ekonomi, tetapi juga memupuk solidaritas sosial.

Ia menyebut hasil pertanian seperti kangkung, bayam, sawi, tomat, dan cabai selalu laku di pasaran karena dikenal bersih dan segar.

Kepala Lapas Pohuwato, Tristiantoro Adi Wibowo, mengatakan bahwa kolaborasi dengan penjual sayur keliling menjadi strategi efektif untuk memperluas pasar hasil pertanian warga binaan.

Haris, seorang penjual sayur keliling di Kabupaten Pohuwato saat memetik hasil panen sayur warga binaan Lapas Pohuwato/Hibata.id
Haris, seorang penjual sayur keliling di Kabupaten Pohuwato saat memetik hasil panen sayur warga binaan Lapas Pohuwato/Hibata.id

“Produk pertanian ini awalnya untuk konsumsi internal, tapi kini kami dorong agar dinikmati juga oleh masyarakat luas. Kehadiran penjual seperti Pak Haris mempercepat distribusi sekaligus membangun citra positif warga binaan di mata publik,” ujar Tristiantoro.

Baca Juga:  Provinsi Gorontalo Alami Deflasi 1.52 Persen di Januari 2025

Ia menjelaskan bahwa kegiatan pertanian tersebut merupakan bagian dari program Pemasyarakatan Produktif yang diusung Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI.

Program ini bertujuan membekali warga binaan dengan keterampilan dan tanggung jawab sosial melalui kegiatan bercocok tanam.

“Melalui program ini, kami ingin membuktikan bahwa warga binaan mampu berkontribusi nyata meski berada di balik jeruji. Mereka menanam, merawat, dan memanen sayuran dengan dedikasi tinggi, lalu hasilnya disalurkan kepada masyarakat lewat jejaring lokal seperti penjual keliling,” jelasnya.

Saat ini, Lapas Pohuwato mengembangkan berbagai komoditas, mulai dari sayuran hijau hingga tanaman hortikultura seperti tomat dan cabai.

Baca Juga:  Cek 9 Rute Penerbangan Perdana Perintis di Gorontalo

Program pertanian ini juga terbuka terhadap pelatihan baru agar warga binaan dapat terus mengembangkan keahlian yang bermanfaat pascamenjalani masa hukuman.

Sinergi antara Lapas Pohuwato, warga binaan, dan masyarakat seperti yang ditunjukkan Haris menunjukkan bahwa rehabilitasi sosial bukan sekadar konsep, melainkan kerja nyata yang berdampak langsung. Ke depan, program ini diharapkan terus berkembang dan menjadi model pembinaan kemandirian di Gorontalo dan daerah lain.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel