Kabar

Petani Bonebol Beralih ke Nilam, Lebih Menguntungkan Dibanding Jagung

×

Petani Bonebol Beralih ke Nilam, Lebih Menguntungkan Dibanding Jagung

Sebarkan artikel ini
Tanaman nilam (Pogostemon cablin benth) menjadi pilihan baru petani Gorontalo yang dinilai lebih untung/Hibata.id
Tanaman nilam (Pogostemon cablin benth) menjadi pilihan baru petani Gorontalo yang dinilai lebih untung/Hibata.id

Hibata.id – Sejumlah petani di Kabupaten Bone Bolango mulai meninggalkan tanaman jagung yang selama ini menjadi andalan mereka.

Kini, tanaman nilam (Pogostemon cablin benth) menjadi pilihan baru petani yang dinilai lebih menguntungkan dan tidak membutuhkan perawatan maksimal.

Nasir, seorang petani yang sebelumnya mengandalkan jagung sebagai sumber pendapatan utama, mengungkapkan bahwa tanaman nilam mampu tumbuh di berbagai kondisi lahan asalkan tersedia sumber air.

“Nilam tidak pilih-pilih tempat. Yang penting ada air, pasti tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Baca Juga:  Pelaksana Harian Sekda Gorontalo Tutup Bimtek PPID

Menurut Nasir, salah satu keunggulan tanaman nilam adalah tidak memerlukan perawatan intensif.

“Tidak perlu pupuk mahal, cukup menjaga agar tidak ada tanaman pengganggu di sekitarnya. Dengan cara ini nilam bisa tumbuh maksimal,” jelasnya.

Biaya panen yang lebih efisien juga menjadi alasan kuat bagi para petani beralih ke tanaman ini. Jika jagung membutuhkan banyak tenaga kerja dan perawatan ekstra, panen nilam hanya memerlukan dua orang saja.

“Setiap tiga bulan kami bisa panen hanya dengan memotong daunnya. Setelah itu, tanaman akan tumbuh lagi seperti semula,” kata Nasir.

Baca Juga:  Tak Tinggal Diam, Kampus UBM Gorontalo Siapkan Langkah Hukum Usai Viral

Nasir bilang bahwa serangan hama serta tingginya biaya pupuk dan obat-obatan membuat penanaman jagung semakin tidak ekonomis. Oleh karena itu, ia dan banyak petani lain di Bone Bolango memilih beralih ke tanaman nilam yang lebih menjanjikan.

Selain itu, tanaman nilam menawarkan fleksibilitas dalam penjualan. Hasil panen dapat dijual langsung dalam kondisi basah atau diolah lebih lanjut menjadi minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Baca Juga:  Gempa Bumi Magnitudo 5.2 Guncang Boalemo, Gorontalo

“Kami biasanya menjual dalam kondisi basah karena hasilnya langsung terasa. Pengepul yang kemudian akan menyuling daunnya menjadi minyak,” tambahnya.

Langkah para petani Bone Bolango ini mencerminkan perubahan strategi pertanian yang adaptif terhadap tantangan ekonomi dan lingkungan.

Dengan meningkatnya permintaan minyak atsiri, tanaman nilam diprediksi akan semakin menjadi komoditas unggulan di wilayah Bone Bolango.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600