Lingkungan

PETI di Balayo Pohuwato Merusak Sungai dan Meresahkan Warga Sekitar

×

PETI di Balayo Pohuwato Merusak Sungai dan Meresahkan Warga Sekitar

Sebarkan artikel ini
kubangan bekas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di di wilayah Desa Blayao, Kecamatan Patilanggio, Pohuwato. (Foto: Istimewa)
kubangan bekas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di di wilayah Desa Blayao, Kecamatan Patilanggio, Pohuwato. (Foto: Istimewa)

Hibata.id – Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di sepanjang aliran sungai Dusun Karya Baru, Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, kian meresahkan warga. Selain mencemari air sungai, aktivitas ilegal ini juga mengancam ekosistem dan kesehatan masyarakat yang bergantung pada sumber air tersebut.

“Kami sangat menyayangkan kondisi sungai yang kini tercemar akibat PETI. Sungai yang dulu menjadi sumber kehidupan masyarakat, sekarang berubah menjadi bencana,” kata seorang warga.

Dampak PETI tidak hanya terbatas pada pencemaran air. Para penambang ilegal, yang menggunakan alat berat seperti ekskavator, telah mengubah aliran sungai secara drastis. Kini banyak kumbangan tambang di lokasi tersebut yang membuat arah sungai berubah.

Baca Juga:  Balayo Kian Gersang, Aktivitas PETI Masih Marak Meski 7.500 Pohon Telah Ditanam

“Aliran sungai sekarang sudah berbeda dari sebelumnya. Airnya sengaja dialihkan ke kubangan-kubangan bekas tambang,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Rabu (29/01/2025).

Selain kerusakan lingkungan, PETI juga meningkatkan risiko bencana alam. Aktivitas penambangan yang tidak terkendali merusak struktur tanah, membuatnya labil, dan berpotensi memicu longsor serta banjir, terutama saat hujan lebat. Lubang-lubang bekas tambang yang tidak direklamasi memperburuk risiko banjir di permukiman sekitar.

Baca Juga:  Faktor yang Menjadi Pemicu Terjadinya Banjir di Gorontalo

Dari sisi ekonomi, PETI memang memberikan keuntungan bagi para penambang dalam jangka pendek. Namun, dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya jauh lebih besar. Rusaknya habitat satwa, berkurangnya populasi flora dan fauna, serta potensi konflik sosial akibat perebutan lahan menjadi ancaman nyata bagi masyarakat setempat.

Baca Juga:  Aktivis Soroti Kerusakan Lingkungan dan Kebijakan Investasi Tambang di Pohuwato

Untuk mengatasi masalah ini, kata dia, diperlukan langkah tegas dari pemerintah dan pihak berwenang. Pengawasan ketat terhadap aktivitas PETI, edukasi kepada masyarakat mengenai dampak buruknya, serta penyediaan alternatif mata pencaharian yang lebih berkelanjutan menjadi kunci untuk menekan aktivitas tambang ilegal.

“Tanpa langkah konkret, pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat PETI akan terus berlanjut, mengancam kehidupan generasi mendatang,” pungkasnya.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600