Scroll untuk baca berita
Kabar

PETI Dulupi Terus Beroperasi Meski Sudah Makan Korban, Penindakan APH Dipertanyakan

×

PETI Dulupi Terus Beroperasi Meski Sudah Makan Korban, Penindakan APH Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini
Alat berat yang sedang digunakan untuk mencari korban yang tertimbun longsor. (Foto: Istw)

Hibata.id – Aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah Dulupi, Kabupaten Boalemo, terus berlanjut tanpa pengawasan yang memadai. Meski jelas memakan korban jiwa dan melanggar hukum, para pelaku tambang ilegal tampak tak gentar.

Padahal, undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) yang seharusnya menjadi tameng perlindungan lingkungan dan masyarakat, tampaknya tak lagi dihormati oleh mereka yang mencari keuntungan dari praktik ilegal ini.

Scroll untuk baca berita

Dampak dari aktivitas ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam kehidupan masyarakat sekitar. PETI yang tidak ramah lingkungan dapat menghancurkan ekosistem, mencemari lahan pertanian, dan memperburuk kualitas hidup warga.

Sejumlah pihak mempertanyakan penindakan yang dilakukan aparat penegak hukum (APH) dalam melakukan penindakan di PETI Dulupi ini. Pasalnya, Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayud sudah berjanji akan melakukan penindakan langsung terhadap tambang ilegal tersebut.

Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh Hibata.id, aktivitas PETI di Dulupi ini masih terus beroperasi, walaupun sudah ada korban jiwa. pada Kamis (20/03/2025) lalu misalnya, seorang warga bernama Wahyu Djaini yang tertimbun tanah longsor di wilayah tersebut.

Baca Juga:  BMKG Peringatkan Waspada Cuaca Ekstrem di Sulawesi, Termasuk Gorontalo

Kejadian ini bahkan sempat disiarkan langsung melalui akun Facebook Oi Podungge, memperlihatkan momen-momen dramatis saat rekan-rekannya berupaya mengevakuasi korban.

Dalam video yang beredar, terlihat alat berat jenis ekskavator dikerahkan untuk menggali tanah demi menemukan korban. Beberapa pekerja tambang lainnya turut serta dalam pencarian dengan peralatan seadanya.

Setelah beberapa menit, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi tertimbun tanah dan segera dievakuasi. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai kondisinya pasca-evakuasi.

Alih-alih jerah dengan peristiwa itu, para pelaku usaha penambang seperti tak takut dan terus beroperasi tanpa henti. Mereka terus mengupas kulit bumi dengan berbagai cara, termasuk menggunakan alat berat agar bisa mendapatkan butiran emas.

Baca Juga:  Portal Digital di Pantai Pohon Cinta Terbengkalai

Sayangnya, ketika Hibata.id mengonfirmasi terkait terus beroperasinya aktivitas PETI di Dulupi kepada Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi, pada Selasa (25/03/2025), beliau tidak memberikan tanggapan apapun.

Sebelumnya, pada Jumat (21/03/2025) kemarin, AKBP Sigit Rahayudi telah menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan dan penindakan tegas terhadap PETI di wilayah Dulupi.

“Sudah saya perintahkan segera untuk dilakukan penindakan dan penyidikan,” tegas Kapolres saat dikonfirmasi oleh Hibata.id melalui pesan WhatsApp pada Jumat (21/03/2025).

Ia menambahkan bahwa langkah konkret akan segera diambil untuk menertibkan dan menindak para pelaku tambang ilegal. “Kami akan segera mengambil tindakan tegas dan melakukan penertiban,” katanya.

Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Aktivitas tambang ilegal di Dulupi bukanlah permasalahan baru. Berulang kali praktik ini disorot, namun hingga kini belum ada langkah nyata yang benar-benar menghentikannya.

Baca Juga:  Warga Gorontalo Rugi Ratusan Juta, Diduga Tertipu Lelang Mobil di JBA

Selain merusak lingkungan, PETI juga terus memakan korban jiwa. Insiden yang menimpa Wahyu Djaini harus menjadi peringatan keras bahwa aktivitas tambang ilegal harus segera dihentikan sebelum lebih banyak nyawa melayang.

Pihak kepolisian diharapkan bertindak lebih tegas dan cepat dalam menangani persoalan ini. Penegakan hukum yang lemah hanya akan membuat para pelaku semakin berani, sementara masyarakat dan lingkungan harus menanggung akibatnya.

Kini, semua mata tertuju pada langkah aparat penegak hukum dalam menyelesaikan permasalahan PETI di Boalemo. Masyarakat berharap bahwa tragedi yang telah terjadi dapat menjadi titik balik bagi penegakan hukum yang lebih serius terhadap aktivitas tambang ilegal.

Jika tidak segera dihentikan, bukan tidak mungkin tragedi serupa akan terus terulang dengan lebih banyak korban dan kerusakan lingkungan yang semakin parah.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600