Scroll untuk baca berita
Kabar

Profil Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto, Sang Red Wolf dari Angkatan Udara

Avatar of Hibata.id✅
×

Profil Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto, Sang Red Wolf dari Angkatan Udara

Sebarkan artikel ini
Profil Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto/Hibata.id
Profil Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto/Hibata.id

Hibata.id – Pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) jatuh di kawasan Ciaruteun, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025).

Peristiwa ini menyebabkan mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto meninggal dunia.

Scroll untuk baca berita
Screenshot 2025 11 09 100541

Berdasarkan informasi dari Dinas Penerangan TNI AU, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana membenarkan insiden tersebut.

Ia mengungkapkan, almarhum Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto menjadi satu dari dua orang yang berada di dalam pesawat latih tersebut.

“Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah tiba,” kata Marsma Nyoman saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu sore.

Baca Juga:  Cerita Petani Pohuwato Terjepit di Antara Sawah yang Mati dan Tambang yang Terkunci

Satu korban lainnya mengalami luka berat dan saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat.

Seorang saksi mata, Enjat Sudrajat, yang saat itu sedang membersihkan makam di area pemakaman umum dekat lokasi kejadian, menyebutkan pesawat melintas dengan suara mesin keras sekitar pukul 09.20 WIB.

“Pesawat terbang miring, lalu tiba-tiba jatuh di dekat pemakaman,” ujarnya.

Warga sekitar langsung menuju lokasi dan membantu proses evakuasi. Mereka menyebut pesawat ditumpangi dua orang, salah satunya pilot yang kemudian diketahui meninggal dunia.

Profil Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto:

Marsekal Pertama TNI (Purn) Fajar Adrianto lahir di Malang pada 20 Juni 1970.

Baca Juga:  Kasus PETI Potabo Mangkrak: Pelaku Masih Mangkir, Hukum Masih Tak Bertaring?

Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 dan dikenal sebagai penerbang F-16 Fighting Falcon dengan callsign “Red Wolf”.

Alumnus SMAN 1 Malang ini pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (2007–2010), Komandan Lanud Manuhua Biak (2017–2019), dan Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2019–2020).

Ia juga terlibat dalam sejarah militer Indonesia ketika terjadi insiden udara antara pesawat F-16 TNI AU dan F/A-18 Hornet milik Angkatan Udara Amerika Serikat di wilayah udara Bawean pada 2003.

Fajar Adrianto menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas Pertahanan Indonesia pada program studi “Disaster Management for National Security”.

Baca Juga:  Ekskavator Masin Terus Menari-Nari di PETI Hutan Balayo, KPH Bungkam

Ia memperoleh sertifikat dan brevet “Tanggap Tangkas Tangguh” dari Kepala BNPB saat itu, Syamsul Ma’arif, dan menjadi satu-satunya perwakilan TNI yang menerima penghargaan tersebut.

Tesisnya berjudul Pengerahan Kekuatan Udara (Air Power) dalam Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana di Daerah Terpencil terpilih sebagai tesis terbaik di kampusnya.

TNI AU menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto. Investigasi lebih lanjut mengenai penyebab kecelakaan masih dilakukan oleh tim gabungan dari TNI AU dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel