Hibata.id – Sammy Basso, penyintas progeria terpanjang, meninggal dunia pada usia 28 tahun pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Penyakit progeria, kondisi langka yang menyebabkan penuaan dini pada anak-anak, akhirnya merenggut nyawanya.
Baca Juga: Dua Jenis Makanan Ultra-Proses Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Meski demikian, Basso telah meninggalkan warisan yang luar biasa, menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia dengan semangat juang dan dedikasinya.
Basso, yang didiagnosis dengan progeria sejak usia dua tahun, tidak membiarkan penyakit tersebut menghalangi pencapaiannya.
Lahir di Schio, Italia, ia mendirikan Asosiasi Progeria Italia bersama keluarganya untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini dan mendukung penelitian medis.
Baca Juga: Fenomena FOMO di Era Digital, Tantangan dan Solusi Kesehatan Mental
Kecerdasan Basso berkembang secara normal, meskipun kondisi fisiknya terganggu. Ia tidak hanya menjadi wajah publik bagi para penyintas progeria, tetapi juga seorang ilmuwan yang mempelajari penyakitnya sendiri.
Setelah lulus dari Universitas Padua, Basso berkontribusi dalam penelitian yang bertujuan menemukan obat untuk progeria.
Selain kiprah akademisnya, Basso juga dikenal melalui film dokumenter National Geographic berjudul Sammy’s Journey, yang menceritakan perjalanannya bersama keluarga di sepanjang Rute 66 di Amerika Serikat.
Penampilannya di televisi serta berbagai kampanye publik turut memberikan edukasi kepada masyarakat luas mengenai progeria dan pentingnya penelitian medis.
Kematian Basso diumumkan oleh Asosiasi Progeria Italia. Audrey Gordon, Direktur Eksekutif Yayasan Penelitian Progeria (PRF), menyampaikan duka cita yang mendalam atas kehilangan ini, menyebut Basso sebagai inspirasi dan sahabat yang setia berjuang bersama mereka selama lebih dari dua dekade.