Hibata.id – Fakta baru terungkap dari operasi penyegelan tambang emas ilegal (PETI) di Sungai Dopalak, Desa Dopalak, Kecamatan Paleleh, Kabupaten Buol. Meski Polres Buol telah menyegel tiga unit alat berat dalam operasi pada Senin malam, 30 Juni 2025, ternyata ada empat alat berat yang beroperasi di lokasi. Satu unit lainnya tidak disegel oleh aparat. Lantas, ada apa?
Informasi ini diperoleh dari warga sekitar dan sumber internal yang mengaku melihat langsung keberadaan empat ekskavator di lokasi tambang. “Kami hitung ada empat ekskavator, tapi yang disegel hanya tiga. Satunya sempat disembunyikan lebih dulu, tidak tahu oleh siapa,” ujar salah satu warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Sumber Hibata.id menyebutkan, alat berat yang tidak disegel itu diduga telah dipindahkan dari lokasi beberapa jam sebelum polisi datang. Selasa pagi tadi, 1 Juli 2025, satu alat berat ini telah disembunyikan di Jalan Kantong Produksi yang sedang bangun. Hal ini menimbulkan kecurigan, ada oknum yang membocorkan rencana operasi?
Sementara itu, tiga ekskavator yang berhasil disegel kini diamankan sebagai barang bukti. Selain alat berat, polisi juga menyita mesin dompeng, selang besar, dan peralatan penyaring emas lainnya. Lokasi tambang ilegal itu kini dipasangi garis polisi dan dijaga ketat.
Warga menduga adanya keterlibatan pihak-pihak kuat di balik tambang ilegal ini. Mereka menyebut istilah “cukong” untuk menyebut pihak yang diduga membiayai dan melindungi aktivitas tersebut. Skala operasinya pun cukup besar dan telah berlangsung sejak awal tahun 2025.
“Kami tidak kaget kalau satu ekskavator bisa lolos. Tambang ini memang kelihatan ada yang lindungi. Tapi kami tetap berharap polisi bisa mengusut tuntas, jangan setengah-setengah,” kata seorang tokoh masyarakat Desa Dopalak.
Hingga berita ini diterbitkan, Kapolres Buol AKBP Irwan belum memberikan keterangan resmi terkait satu unit alat berat yang tidak ikut disegel. Hibata.id masih berupaya mendapatkan konfirmasi lebih lanjut.
Pertanyaan yang kini menggantung di benak masyarakat adalah: mengapa hanya tiga yang disegel? Siapa yang memindahkan ekskavator keempat? Apakah ada pihak yang bermain di balik layar? Warga berharap kepolisian tidak hanya berhenti pada penyitaan alat berat, tetapi juga menelusuri aktor-aktor di balik tambang ilegal ini.













