Hibata.id – Dunia pendidikan di Kabupaten Pohuwato kembali tercoreng. Universitas Pohuwato (UNIPO) tengah diguncang badai besar. Mengapa tidak, gaji dosen macet hingga berbulan-bulan, rektor tiba-tiba angkat kaki. Sementara pejabat pengganti malah asyik jalan-jalan ke luar negeri!.
Hal ini terungkap Selasa (12/08/2025) lalu, Rektor UNIPO Dr. Jorry Karim resmi mengundurkan diri dari jabatannya.
Keputusan itu datang di tengah krisis keterlambatan pembayaran gaji dosen yang hingga kini belum juga diselesaikan.
“Intinya, beliau meninggalkan kami dengan masalah hak-hak kami yang belum dituntaskan,” kata salah satu dosen UNIPO yang meminta identitasnya dirahasiakan, Jumat (15/08/2025). Nada kecewa jelas terdengar.
Yang lebih ironis, posisi rektor sementara kini ditempati Grety Saleh. Tapi, alih-alih segera menyelesaikan masalah, Grety justru sedang melancong ke luar negeri.
“Sekarang beliau di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kampus lagi krisis, pemimpinnya malah plesiran,” ketus sumber internal.
Kisruh ini bermula dari keluhan para dosen yang mengaku tak menerima gaji hingga lebih dari lima bulan. Namun sebelum mundur, Jorry sempat membantah tudingan tersebut.
“Tidak benar sampai lima bulan. Hanya satu sampai tiga bulan. Itu karena kebijakan SPP bisa dicicil, mahasiswa banyak belum bayar,” kata Jorry beberapa waktu lalu.
Dalih ini langsung disambar balik oleh dosen-dosen UNIPO. “Lucu, seorang rektor bisa berbohong begitu. Faktanya di Fakultas Pertanian dan Teknik, sudah lebih dari lima bulan gaji tak dibayar. Jangan menipu publik” tegas.
Kemarahan dosen makin memuncak. Mereka mendesak pihak manajemen kampus membentuk tim independen untuk menyelidiki bobroknya sistem keuangan UNIPO dan mempertanyakan transparansi kepemimpinan Jorry selama ini.
“Mahasiswa sudah bayar karena mau wisuda, tapi dosen masih tidak digaji. Jangan lagi ada pembohongan. Dosen juga manusia, butuh makan” tandas sumber yang sama.
Banyak dosen disebut memilih bungkam karena takut tekanan pihak kampus. Namun bisik-bisik keresahan makin keras terdengar.
Pengunduran diri Jorry di tengah carut-marut finansial ini membuat kredibilitas UNIPO runtuh di mata publik. Kampus yang seharusnya jadi mercusuar ilmu, kini dipersepsikan sebagai ladang konflik dan ketidakberesan manajemen.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak UNIPO belum memberikan keterangan resmi terkait keterlambatan pembayaran gaji maupun alasan mundurnya rektor.
Krisis ini dinilai tidak hanya menyangkut persoalan keuangan, tetapi juga martabat dunia pendidikan tinggi di Pohuwato.
Yang jelas, dosen-dosen UNIPO kini terjebak dalam ketidakpastian. Krisis ini bukan hanya soal angka rupiah, tetapi soal martabat dunia pendidikan tinggi di Pohuwato.












