Hibata.id – Gelombang protes terhadap PT PG Tolangohula terus meluas. Ratusan warga yang tergabung dalam Barisan Rakyat Wonosari (Barawa) dan masyarakat Paguyaman melakukan aksi demonstrasi di tiga titik wilayah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, Senin (19/5), menuntut realisasi komitmen perusahaan yang dinilai mangkir.
Gelombang protes terhadap PT PG Tolangohula terus meluas. Ratusan warga yang tergabung dalam Barisan Rakyat Wonosari (Barawa) dan masyarakat Paguyaman melakukan aksi demonstrasi di tiga titik wilayah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, Senin (19/5), menuntut realisasi komitmen perusahaan yang dinilai mangkir.
Aksi dimulai dari Desa Mekar Jaya, berlanjut ke Bongo Satu, dan berakhir di pertigaan pasar Desa Diloato.
Massa memblokir sejumlah truk bermuatan tebu milik perusahaan sebagai bentuk tekanan terhadap PT PG Tolangohula yang dianggap tidak menepati kesepakatan bersama.
“Kami bukan main-main. Aksi ini akan terus berlanjut sampai perusahaan menghargai kesepakatan yang telah ditandatangani bersama pemerintah daerah dan masyarakat,” ujar Ketua Barawa, Halid Arifin, dalam orasinya di tengah aksi.
Menurut Halid, kesepakatan hasil rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pada 7 Mei 2025 meliputi perbaikan embung, pembatasan kendaraan berat, dan evaluasi lahan HGU. Namun, hingga kini tidak satu pun poin yang dijalankan oleh perusahaan.
Warga menilai ketidakhadiran perwakilan perusahaan dalam aksi hari ini sebagai bentuk pengabaian. Sikap ini dinilai memperburuk hubungan antara warga dan pihak perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Kalau PT PG Tolangohula terus diam, kami siap hentikan seluruh aktivitasnya di daerah ini,” tegas Halid.
Sementara itu, aparat kepolisian tampak bersiaga di sejumlah titik untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan. Hingga berita ini diturunkan, situasi di lokasi aksi masih terkendali.
Aksi demonstrasi ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah dan perusahaan. Warga Boalemo menyatakan tidak akan tinggal diam jika hak dan martabat mereka diabaikan.