Hibata.id – Ekspedisi mendaki Puncak Carstensz berujung duka bagi dua pendaki senior, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono. Keduanya ditemukan meninggal dunia akibat hipotermia saat mencoba mencapai puncak tertinggi di Indonesia.
Lilie dan Elsa, yang telah bersahabat sejak masa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dikenal sebagai petualang tangguh dengan misi menaklukkan tujuh puncak tertinggi di Nusantara. Namun, cuaca ekstrem serta kondisi alam yang tidak bersahabat menjadi tantangan terakhir yang harus mereka hadapi.
Perjalanan Panjang Menuju Puncak
Bagi Lilie dan Elsa, mendaki bukan sekadar hobi, tetapi bagian dari perjalanan hidup mereka. Keduanya mulai mengenal dunia pendakian sejak remaja, ketika pertama kali menjelajahi Gunung Bromo pada usia 18 tahun. Meski sempat terpisah karena kesibukan karier, mereka kembali bersatu berkat media sosial dan melanjutkan petualangan mereka di gunung-gunung Nusantara.
“Persahabatan kami dimulai sejak SMP, berlanjut ke SMA, dan saat itulah kami mulai mendaki bersama. Setelah lama terputus, kami kembali dipertemukan melalui media sosial dan kembali menyalakan semangat petualangan,” tulis Lilie Wijayati dalam unggahan media sosialnya pada 8 November 2024.
Misi Menaklukkan Gunung dan Kisah di Balik “Kura-Kura Gunung”
Ketertarikan mereka pada dunia pendakian semakin besar setelah Elsa merayakan ulang tahun ke-50. Saat ditanya hadiah apa yang diinginkan, ia menjawab, “Mendaki Gunung Semeru.” Meskipun pendakian tersebut penuh tantangan dan tidak mencapai puncak, pengalaman itu justru membangkitkan kembali semangat mereka.
Mereka lalu membentuk komunitas pendakian bernama “Kura-Kura Gunung” bersama beberapa rekan lain. Sejak itu, mereka aktif mendaki berbagai gunung, baik di dalam maupun luar negeri. Gunung bukan sekadar tantangan bagi mereka, tetapi juga tempat mereka merayakan persahabatan dan kecintaan terhadap alam.
Tragedi di Puncak Carstensz
Perjalanan menuju Puncak Carstensz menjadi misi terakhir bagi Lilie dan Elsa. Cuaca ekstrem dan suhu dingin yang menusuk membuat kondisi mereka memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia akibat hipotermia. Kepergian mereka meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, serta komunitas pendaki di Indonesia.
“Mereka adalah sosok inspiratif di dunia pendakian. Kegigihan mereka dalam menaklukkan puncak-puncak gunung patut dijadikan teladan,” ujar salah satu rekan pendaki.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya persiapan matang dalam setiap ekspedisi pendakian, terutama dalam menghadapi medan ekstrem seperti Puncak Carstensz. Kisah Lilie Wijayati dan Elsa Laksono akan selalu dikenang sebagai bukti ketangguhan dan persahabatan yang abadi di puncak-puncak tertinggi.