Hibata.id – Provinsi Gorontalo menorehkan prestasi membanggakan dengan masuk dalam lima besar provinsi berpengangguran terendah di Indonesia per Februari 2025.
Berdasarkan data GoodStats, Gorontalo berada di peringkat keempat nasional dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 3,12 persen, jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 4,76 persen.
Capaian ini menunjukkan efektivitas berbagai kebijakan Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam menekan angka pengangguran melalui kolaborasi lintas sektor dan sinergi antar pemerintah daerah.
Upaya Pemprov Dorong Keterbukaan Informasi Lowongan Kerja
Kepala Dinas Tenaga Kerja, ESDM, dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo, Wardoyo Pongoliu, menyebut keterbukaan informasi rekrutmen sebagai salah satu kunci keberhasilan penurunan angka pengangguran di daerah tersebut.
“Memang saat ini belum banyak perusahaan besar yang beroperasi di Gorontalo, namun kami terus mendorong agar perusahaan yang ada aktif menginformasikan proses rekrutmen kepada masyarakat,” ujar Wardoyo di Gorontalo, Senin (30/5/2025).
Menurutnya, akses informasi yang terbuka memungkinkan para pencari kerja—terutama generasi muda dan lulusan baru—lebih cepat mendapatkan peluang kerja yang sesuai.
“Langkah ini membuat proses pencarian kerja menjadi lebih efisien. Pemerintah daerah juga aktif menjembatani komunikasi antara perusahaan dan para pencari kerja,” tambahnya.
Wardoyo menegaskan, kunci keberhasilan lainnya adalah kolaborasi kuat antara Pemerintah Provinsi, kabupaten/kota, dan organisasi perangkat daerah (OPD) dalam memperkuat penyerapan tenaga kerja lokal.
Ia juga menyebutkan adanya prospek positif pada awal tahun depan yang diperkirakan akan memperkuat tren penurunan pengangguran di Gorontalo.
“Pada Januari 2026, dua perusahaan tambang besar akan mulai beroperasi di wilayah Gorontalo. Ini merupakan peluang besar untuk menyerap tenaga kerja lokal secara signifikan,” tuturnya.
Strategi Berkelanjutan Tekan Pengangguran di Gorontalo
Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen menjaga tren positif ini dengan merancang strategi berkelanjutan untuk memperluas lapangan kerja, terutama di sektor strategis seperti pertambangan, pertanian, dan ekonomi kreatif.
Dukungan terhadap pelatihan vokasi, pengembangan UMKM, dan peningkatan literasi digital juga menjadi prioritas dalam rangka memperkuat daya saing tenaga kerja lokal.
