Hibata.id – Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kasus dugaan keracunan yang dialami sejumlah pelajar usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Tim dipimpin Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, dan melibatkan para ahli lintas bidang.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menunjuk langsung Nanik sebagai ketua tim investigasi.
“Saya diberikan tugas Pak Kepala untuk di bidang investigasi, investigasi ini berkait dengan yang ramai sekarang adalah kasus dugaan (keracunan). Saya sebut dugaan karena belum tentu semua yang bermasalah atau keracunan disebabkan MBG,” ujar Nanik saat jumpa pers di Kantor BGN, Jakarta, Senin (22/9).
Menurut dia, tim akan memeriksa seluruh aspek penyelenggaraan MBG, mulai dari menu, dapur, hingga proses distribusi makanan.
“Tim akan menginvestigasi masalah yang diduga keracunan ini, baik di bidang menu makanan maupun dapurnya,” sambungnya.
Nanik menegaskan, keberadaan tim investigasi akan menjadi second opinion sebelum hasil resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diterbitkan. Proses investigasi akan mencakup penelusuran bahan baku, proses memasak, hingga pemeriksaan sampel makanan yang masih tersimpan.
“Insyaallah tim investigasi dalam minggu ini akan segera turun. Tim ini akan terdiri dari ahli kimia, farmasi, dan juga tenaga kesehatan. Jadi ini untuk mempercepat temuan sambil menunggu BPOM, supaya masyarakat segera mendapatkan jawabannya,” jelas Nanik.
Ia menekankan, dugaan keracunan tidak bisa langsung disimpulkan karena MBG.
“Ada faktor lain yang bisa menjadi sebab, mulai dari alergi, kondisi kesehatan anak, hingga kesalahan teknis dalam pendistribusian,” tandasnya.
Sebelumnya, program MBG kembali menjadi sorotan setelah puluhan pelajar di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan makanan dari program tersebut.
Video yang viral memperlihatkan sejumlah pelajar mengalami gejala kejang. Direktur RSUD Trikora, Feldy Deki, melaporkan dari 335 pasien yang dirawat, 301 sudah dipulangkan pada Sabtu (20/9). Sisanya masih dirawat karena mengalami sesak napas dan kram otot.
“Kami berusaha memberikan penanganan maksimal kepada seluruh pasien yang masih dalam perawatan. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan update kondisi pasien serta penanganan lebih lanjut jika diperlukan,” kata Feldy.
RSUD Trikora bersama tim medis gabungan memastikan pemantauan intensif terhadap pasien yang masih dirawat. Sementara itu, BGN menegaskan investigasi segera dilakukan agar masyarakat mendapatkan kejelasan terkait penyebab dugaan keracunan dalam program MBG.












