Hibata.id – Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo, berubah jadi lautan cahaya lilin pada Rabu (1/9/2025) malam.
Ratusan pecinta alam dari berbagai komunitas berkumpul, mengenakan pakaian hitam.
Mereka berdoa, dan menyalakan lilin untuk mengenang almarhum Muhamad Jeksen, anggota Mapala Butaiyo Nusa yang baru saja berpulang.
Satu per satu peserta datang, membawa lilin kecil yang kemudian dinyalakan bersama-sama.
Dari kejauhan, cahaya kuning temaram itu membentuk lingkaran, seakan jadi simbol persatuan dan solidaritas pecinta alam di Gorontalo.
Koordinator aksi, Ronal Tuliabu, menyebut kegiatan ini bukan sekadar doa bersama.
“Malam ini kita mengenang hari ketujuh wafatnya saudara kita, almarhum Muhamad Jeksen. Dia bukan hanya anggota Mapala, tapi bagian dari keluarga besar pecinta alam se-Gorontalo,” ujar Ronal dengan suara bergetar.
Aksi solidaritas ini dikemas sederhana tapi penuh makna. Ada orasi, pembacaan puisi, doa bersama, hingga menyalakan lilin yang menyimbolkan harapan agar semangat almarhum terus hidup. Tagline acara pun menyentuh:
“Duka Muhamad Jeksen, Duka Pecinta Alam se-Provinsi Gorontalo.”
Ronal, yang juga anggota Mapala Zhigrink, mengaku sangat terpukul.
“Tidak ada satu pun makhluk di bumi ini yang ingin menghilangkan nyawa orang lain. Insiden ini membuat kami sadar, betapa berharganya kebersamaan dan rasa kemanusiaan,” tegasnya.
Namun, dari duka itu lahir tekad baru. Para pecinta alam berkomitmen memperbaiki pola pengkaderan agar lebih sehat dan humanis.
“Kami akan lebih fokus mendidik fisik, mengasah mental, dan menumbuhkan cinta lingkungan. Harapannya, generasi pecinta alam di Gorontalo makin tangguh dan bermanfaat,” tambah Ronal.
Selama acara, personel Polresta Gorontalo Kota ikut mengawal. Semuanya berlangsung tertib, tanpa insiden, hanya penuh kehangatan dan rasa kehilangan yang sama.
Muhamad Jeksen dikenal aktif di dunia pecinta alam dan banyak terlibat dalam kegiatan lingkungan.
Kepergiannya bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tapi juga meninggalkan jejak mendalam bagi komunitas pecinta alam di Gorontalo dan Sulawesi Utara.
Malam itu, lilin-lilin yang padam satu per satu jadi saksi bisu duka sekaligus tekad baru. Komunitas pecinta alam Gorontalo ingin memastikan, semangat Muhamad Jeksen untuk menjaga kelestarian alam akan terus hidup di hati mereka.












