Hibata.id – Rencana Pemerintah Provinsi Gorontalo melebur Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) ke dalam Dinas Pariwisata memantik kritik. Ketua GMNI Kabupaten Gorontalo, Rizal Agu, menjadi salah satu yang mempertanyakan motif di balik kebijakan tersebut.
Rizal menduga langkah itu tak lepas dari polemik plagiat logo Gorontalo Half Marathon (GHM) yang disinyalir meniru logo perusahaan farmasi asal Australia. Logo itu sebelumnya telah diperkenalkan secara resmi oleh Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, sebelum menuai kritik publik.
“Saya menduga alasan Pak Gubernur membubarkan dinas ini karena ulah Kadispora yang memplagiat logo GHM,” kata Rizal, Selasa, 17 November 2025.
Menurut Rizal, skandal tersebut mencederai citra Gorontalo, bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga berpotensi menjadi perhatian internasional. Ia mengapresiasi keputusan peleburan Dispora sebagai bentuk evaluasi kinerja organisasi perangkat daerah.
“Keputusan Gubernur sudah tepat agar OPD tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan,” ujarnya.
Namun dugaan itu dibantah Plt. Kepala Biro Organisasi Provinsi Gorontalo, Heriyanto Uwete. Ia menegaskan peleburan Dispora tak berkaitan dengan kasus plagiat logo GHM.
“Tidak benar karena hal tersebut Dispora dilebur,” ucap Heriyanto.
Ia menjelaskan penggabungan dilakukan untuk menyelaraskan program pemerintah dan meningkatkan efisiensi organisasi.
Dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) SOTK pada Senin, 17 November 2025, usulan menggabungkan Dinas Pendidikan dengan urusan Pemuda dan Olahraga juga urung dilaksanakan. Pembahasan menyimpulkan bahwa struktur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tetap dipertahankan.
Ketua Pansus SOTK, Umar Karim, mengatakan keputusan itu diambil untuk menjaga fungsi strategis dan nilai budaya daerah.
“Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tetap seperti sebelumnya. Sempat diusulkan bergabung dengan Pemuda dan Olahraga, tetapi setelah dibahas, struktur awal dipertahankan,” ujarnya.
Umar menambahkan urusan Pemuda dan Olahraga dialihkan ke sektor pariwisata dan digabungkan dalam nomenklatur baru.
“Pemuda dan Olahraga digeser ke Pariwisata dan dipadukan menjadi Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Pemuda Olahraga. Sedangkan Pendidikan tetap berada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” kata dia.












