Hibata.id – Tokoh masyarakat Desa Botubilotahu, Dusun Mootilango, Kecamatan Marisa, Yusuf Mbuinga, menyampaikan pertanyaan keras kepada pemerintah.
Hal itu setelah banjir kembali merendam wilayah Desa tersebut, termasuk rumahnya. Ia menegaskan bahwa banjir yang melanda beberapa hari terakhir bukan sekadar fenomena alam.
Yusuf menilai, bencana itu diduga kuat dipicu aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang berlangsung di kawasan Bulangita dan Teratai.
Aktivitas tersebut ditengarai menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga air sungai meluap dan mengalir ke permukiman warga.
“Pohuwato hari ini darurat kerusakan lingkungan. Saya mendesak Gubernur Gorontalo, Forkopimda provinsi, serta Bupati Pohuwato dan jajaran Forkopimda kabupaten untuk bertindak tegas,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kerusakan yang terjadi saat ini merupakan akibat dari lemahnya pengawasan terhadap lingkungan, mulai dari kawasan hutan, aliran sungai, hingga pegunungan.
Yusuf khawatir persoalan ini menjadi bom waktu yang merugikan masyarakat Pohuwato apabila tidak segera ditangani secara serius.
Menurutnya, banjir mulai rutin terjadi dalam lima tahun terakhir, seiring beroperasinya tambang di Bulangita sejak 2020.
Intensitas banjir terus meningkat, ditandai perubahan warna air yang semakin keruh karena membawa lumpur dari area pertambangan.
“Dulu, jika hujan turun, Marisa aman. Sekarang air bercampur lumpur. Jika Bulangita dan Teratai banjir, rumah saya pasti kena karena lokasinya berdekatan,” tuturnya.
Selain merusak rumah warga, endapan lumpur yang terbawa banjir meninggalkan genangan becek yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiak jentik nyamuk malaria. Kondisi ini dinilai membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat di dua desa tersebut.
Atas kondisi tersebut, Yusuf Mbunga meminta pemerintah di tingkat kabupaten dan provinsi tidak tinggal diam. Ia juga mendorong seluruh pemangku kepentingan agar mengambil langkah tegas terhadap aktivitas pertambangan, baik ilegal maupun yang berizin namun diduga merusak lingkungan.
“Sebagai warga yang terdampak, saya meminta pemerintah daerah dan DPRD segera bertindak. Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut tanpa penyelesaian,” tegasnya.
Yusuf berharap penanganan terpadu dapat segera dilakukan agar keselamatan warga terjaga dan kerusakan lingkungan tidak semakin meluas.
Hingga berita ini diterbitkan, wartawan Hibata.id telah menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pohuwato untuk meminta konfirmasi terkait penanganan banjir di Bulangita dan Teratai. Namun, pihak BPBD belum memberikan tanggapan.












