Hibata.id – Suasana Pasar Sentral Kota Gorontalo perlahan mereda saat senja tiba. Di antara deretan kios, seorang perempuan penyandang disabilitas, Fatmawati Djibu, tampak menunduk sambil menitikkan air mata. Setiap hari ia merangkak di lantai pasar untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Tangis Fatmawati pecah bukan karena kesedihan, tetapi karena menerima sesuatu yang tak pernah ia bayangkan, sebuah kursi roda baru dari Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.
Peristiwa itu terjadi seusai pembagian bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) senilai Rp2 juta bagi 30 penyandang disabilitas oleh Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat di lantai II Pasar Sentral.
Setelah acara, Fatmawati bersiap pulang dan mulai merangkak menuruni tangga menuju lantai dasar.
Adhan yang kebetulan berada di lokasi melihat kondisi tersebut. Tanpa ragu, ia memanggil ajudannya, Fadjar Milama, dan meminta agar segera dibelikan kursi roda di salah satu toko alat kesehatan di Kota Gorontalo.
Fadjar langsung bergegas menggunakan mobil dinas, sementara Adhan tetap menunggu di lantai I bersama para pedagang yang ingin mengetahui alasan ia tertahan cukup lama. Jawabannya muncul ketika kursi roda itu tiba.
“Begini seharusnya pemimpin, peduli dengan warganya,” ujar seorang tokoh masyarakat yang menyaksikan proses penyerahan bantunan tersebut.
Fatmawati, ibu tiga anak yang tinggal di sebuah kos di Kelurahan Huangobotu, langsung menangis haru saat duduk di kursi roda baru itu. Dengan suara bergetar, ia menggenggam tangan Adhan dan menyampaikan terima kasih.
“Ini impian saya sejak lama,” ucapnya.
Fatmawati mengaku selama ini menjalankan kios kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sementara suaminya bekerja serabutan sebagai tukang bangunan. “Untuk makan saja kadang susah,” katanya.
Ucapan itu membuat Adhan terdiam sejenak. Ia mengakui pemerintah kota masih menghadapi persoalan piutang daerah dan menurunnya dana transfer dari pemerintah pusat.
Namun ia menegaskan bahwa keterbatasan anggaran tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan kebutuhan warga.
“Kesulitan anggaran tidak boleh menjadi penghalang. Saya harus mencari cara agar warga Kota Gorontalo bisa hidup lebih makmur,” ujarnya.
Di tengah kesibukan pasar, kursi roda itu menjadi hadiah kecil yang membawa perubahan besar bagi Fatmawati. Baginya, bantuan tersebut menjadi titik awal harapan baru untuk menjalani aktivitas dengan lebih layak.












