Hibata.id – Pagi itu, Minggu 13 April 2025, suasana taman kota Gorontalo lebih hidup dari biasanya. Usai berolahraga pada kegiatan road sport, Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, memilih tak langsung pulang. Ia menghampiri sekelompok pensiunan yang tergabung dalam Komunitas Purna Bhakti (KPB), sebuah komunitas yang beranggotakan mantan pegawai Pemerintah Kota Gorontalo.
Pertemuan itu tak sekadar ramah tamah. Adhan membawa sebuah gagasan yang mengejutkan sekaligus membangkitkan semangat: pembentukan koperasi untuk para purnabhakti. Bukan hanya usulan biasa. Ia bahkan menjanjikan suntikan dana awal melalui hibah dari pemerintah kota.
“Saya sarankan bentuk koperasi, supaya anggota KPB juga ada aktivitas. Bukan hanya pegawai aktif, purnabhakti juga harus hidup dan produktif,” ujar Adhan yang masih mengenakan kaos olahraga.
Gagasan itu disambut antusias. Di mata para pensiunan, koperasi bisa menjadi ruang baru untuk tetap bergiat di masa senja, tak sekadar menjadi penonton dari dinamika kota yang dulu mereka ikut bangun.
“Insya Allah, pemkot akan menghibahkan dana koperasi untuk modal awal,” tambahnya.
Namun gagasan koperasi hanyalah satu dari serangkaian ajakan. Di hadapan para mantan abdi negara itu, Adhan juga menyelipkan misi kebersihan kota. Ia menyebut masalah sampah sebagai tantangan besar yang butuh keterlibatan semua pihak—termasuk mereka yang telah pensiun.
“Minimal, para pensiunan ini bisa bersosialisasi ke masyarakat soal pentingnya kebersihan. Ini masalah utama kota kita,” ujarnya.
Langkah konkret pun sudah diambil. “Kemarin saya kerahkan sembilan armada pengangkut sampah tambahan, di luar yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup,” kata Adhan.
Di mata Adhan, pensiun bukan alasan untuk diam. Dengan koperasi sebagai medium, dan kebersihan sebagai misi, para purnabhakti kembali diajak mengambil peran. Dan taman kota pagi itu menjadi saksi awal dari sebuah rencana yang bisa tumbuh menjadi gerakan sosial.