Scroll untuk baca berita
Peristiwa

Banjir Bandang Landa Kawasan Tambang di Marisa, Pani Luar Hingga Potanga Lo Dam Terendam

×

Banjir Bandang Landa Kawasan Tambang di Marisa, Pani Luar Hingga Potanga Lo Dam Terendam

Sebarkan artikel ini
Banjir bandang kembali menerjang kawasan pertambangan di wilayah Marisa, Pani Luar, hingga Potanga Lo Dam, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. (Foto: Facebook Gun Vanzel)
Banjir bandang kembali menerjang kawasan pertambangan di wilayah Marisa, Pani Luar, hingga Potanga Lo Dam, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. (Foto: Facebook Gun Vanzel)

Hibata.id – Banjir bandang kembali menerjang kawasan pertambangan di wilayah Marisa, Pani Luar, hingga Potanga Lo Dam, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Peristiwa ini kembali memunculkan kekhawatiran serius terkait dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan yang terus berlangsung di wilayah tersebut.

Dalam sebuah video amatir yang diunggah ke akun Facebook oleh pengguna bernama Gun Vanzel, tampak aliran air deras membawa lumpur serta material kayu menghantam permukiman dan area sekitar lokasi tambang. Video tersebut dengan cepat menyebar di media sosial dan memicu beragam reaksi dari warganet.

Scroll untuk baca berita

Salah satu komentar datang dari akun bernama Dwi Putra Kai yang menyoroti penyebab utama banjir: “Dampak penebangan hutan.” Komentar lain disampaikan oleh Abdul Wahab Kaani. Ia menekankan pentingnya tanggung jawab bersama atas kerusakan lingkungan yang terjadi.

Baca Juga:  Gempa M 4.9 Guncang Gorontalo, Warga Mengaku Dengar Suara Gemuruh

“Tidak ada yang bisa disalahkan sepihak. Penambang lokal dan perusahaan sama-sama merusak hutan. Jangan salahkan semuanya kepada penambang lokal, seakan-akan yang merusak lingkungan hanya mereka. Sementara perusahaan juga turut andil,” tulisnya.

Baca Juga:  Bangunan Liar Diduga Menjadi Penyebab Banjir Talumolo

Sementara itu, pengguna lain bernama Ilham Inaku mengungkapkan keprihatinannya dengan nada sedih: “Moheran mar… ulah manusia,”—sebuah ungkapan lokal yang menggambarkan rasa heran dan kecewa terhadap perilaku manusia yang menyebabkan bencana alam.

Baca Juga:  Dua Pendaki Indonesia Meninggal di Carstensz Pyramid, Fiersa Besari Selamat

Peristiwa banjir ini bukan yang pertama kali terjadi. Warga setempat telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap aktivitas pertambangan yang dianggap mengabaikan dampak ekologis, seperti penggundulan hutan dan perubahan aliran sungai.

Namun, hingga kini belum terlihat adanya langkah tegas dari pihak berwenang untuk menanggulangi permasalahan tersebut secara menyeluruh.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600