Tak seperti anak muda pada umumnya, malam hari menjadi tanda Arko untuk memulai pekerjaan sebagai tukang roti.
“Sore saya harus mulai jualan. Kalau sepi biasanya sampai jam 12 malam. Kalau ramai bisa lewat,” kata Arko semberi menyediakan pesanan pelanggan.

Senyum yang ramah dan semangat yang tak pudar, Arko melayani sepenuh hati satu persatu pelanggan yang datang.
Arko bercerita, Memilih datang ke Gorontalo untuk berjualan memang sudah tekad Arko sejak dulu. Musabab, dirinya merupakan tulang punggung keluarga, termasuk orang tua.
“Meski belum menikah, tapi masih ada orang tua yang membutuhkan saya. Jadi mau dan tidak harus tetap berjualan,” katanya.