Hibata.id – Adhan Dambea tidak ingin bermain-main dengan disiplin. Di tangan Wali Kota Gorontalo ini, aparatur sipil negara (ASN) dan tenaga pendukung kegiatan daerah (TPKD) tak lagi bisa bersandar pada kultur kerja longgar yang dibiarkan tumbuh selama satu dekade terakhir.
“Tidak ada kompromi. Kalau melanggar, pasti dihukum,” ujarnya tegas, Selasa malam, 20 Mei 2025, dalam pembinaan ASN dan TPKD lingkup Setda Kota Gorontalo, Kesbangpol, BKPP, dan Badan Keuangan.
Adhan seperti meletakkan palu sidang. Nada bicaranya lugas. Ia tahu benar masalah yang dihadapi: pegawai yang mangkir, keluyuran di mal saat jam kerja, dan pekerjaan yang lebih sering tak tuntas ketimbang selesai. “Masih banyak yang nongkrong di warung kopi saat seharusnya melayani rakyat. Itu akan kita kejar,” katanya.
Untuk menutup celah keluyuran itu, Pemerintah Kota Gorontalo bersiap menerapkan razia kedisiplinan. Petugas akan disebar di titik-titik rawan seperti pusat perbelanjaan dan kafe. Siapa pun ASN yang keluar kantor tanpa surat tugas, siap-siap kena sanksi.
Langkah ini menjadi bagian dari “operasi bersih” ala Adhan, upaya membalikkan budaya kerja yang dianggapnya sudah terlalu lama dimaklumi. Ia menyebut, sejak bertahun-tahun lalu, pengawasan terhadap kinerja pegawai nyaris tak terdengar gaungnya. Akibatnya, pelayanan publik pun ikut kendur.
“ASN itu digaji dari keringat rakyat. Jadi tanggung jawabnya pun harus ke rakyat. Jangan cuma menikmati tunjangan tapi tak tahu malu melalaikan tugas,” katanya.
Adhan tak berhenti di aspek teknis dan administratif. Ia mengusung pembinaan karakter yang lebih dalam, termasuk spiritualitas. Ia ingin ASN bukan hanya disiplin waktu, tapi juga berakar pada nilai keagamaan. Mampu mengaji, kata dia, menjadi salah satu indikator.
“Kalau belum bisa, belajar. Nanti akan ada khataman setiap tiga bulan. Kita juga akan gelar istighosah massal dan gerakan religius berbasis komunitas,” tuturnya.
Efisiensi juga menjadi sorotannya. Ia menginstruksikan agar setiap organisasi perangkat daerah tak lagi mengejar banyak kegiatan seremonial. “Satu hari cukup satu urusan yang tuntas. Jangan banyak kegiatan tapi nihil hasil,” ujarnya.
Adhan tahu, membersihkan rumah sendiri selalu jadi pekerjaan paling berat. Tapi ia tampak sudah bersiap. Disiplin adalah kata kunci yang ia kibarkan, dan ia tak tampak sedang mencari kompromi.