Hibata.id – Provinsi Gorontalo dikenal memiliki kekayaan kuliner tradisional yang khas dan menggugah selera. Salah satu warisan kuliner yang layak diperkenalkan ke khalayak luas adalah “duduli,” kue tradisional yang menawarkan sensasi rasa unik dan autentik.
Duduli menjadi istimewa berkat pembungkusnya yang menggunakan daun woka. Selain memberikan aroma alami, daun woka juga memperkaya rasa dari kue ini.
Kue duduli sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Gorontalo sejak abad ke-15. Nama “duduli” sendiri berasal dari bahasa Gorontalo, yang berarti “sesuatu yang kecil dan bulat.”
Kue ini sering disajikan dalam acara adat dan upacara tradisional, melambangkan kebersamaan dan kehangatan keluarga.
Duduli terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung ketan, kelapa parut, gula merah, dan garam.
Meski bahan-bahannya mudah ditemukan, proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan keahlian tersendiri. Berikut langkah-langkahnya:
Pertama, tepung ketan dicampur dengan air hingga menghasilkan adonan yang kenyal. Adonan dibentuk menjadi bulatan kecil, lalu diisi dengan campuran kelapa parut dan gula merah.
Setelah dibentuk, kue dibungkus dengan daun woka yang memberikan aroma khas. Kue yang sudah dibungkus dikukus hingga matang, menciptakan tekstur kenyal yang memanjakan lidah.
Saat matang, duduli menawarkan kombinasi rasa manis dari gula merah cair, aroma harum kelapa, dan tekstur lembut tepung ketan. Semua ini berpadu dengan keharuman alami dari daun woka, menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Mengapa Daun Woka?
Menurut Merjiu, seorang pembuat duduli di Gorontalo, penggunaan daun woka sebagai pembungkus memberikan nilai lebih.
“Daun woka memiliki aroma khas dan tekstur kuat yang cocok untuk membungkus kue lembut seperti duduli,” ujar Merjiu, yang akrab disapa Ane.
Selain itu, daun woka ramah lingkungan karena mudah terurai, berbeda dengan plastik yang sulit terurai.
“Penggunaan daun woka juga membantu mengurangi sampah plastik,” tambahnya.
Duduli tak hanya nikmat disantap langsung, tetapi juga cocok dijadikan oleh-oleh. Kue ini memiliki daya simpan yang cukup lama, sehingga praktis untuk dibawa ke luar daerah.
“Jika berkunjung ke Gorontalo, jangan lupa mencicipi duduli. Kue ini juga bisa menjadi buah tangan yang berkesan,” kata Merjiu menutup penjelasannya.