Hibata.id – Provinsi Gorontalo memasuki tahun 2025 dengan lonjakan kasus HIV. Dinas Kesehatan mencatat total 1.363 pengidap, meningkat 106 kasus dibandingkan akhir 2024.
Data tersebut menunjukkan remaja usia 15–24 tahun menjadi penyumbang terbesar, mencapai 412 kasus.
Selain itu, penularan melalui hubungan seksual sesama jenis tercatat paling dominan dengan 591 kasus. Temuan tersebut kembali memunculkan kekhawatiran mengenai rendahnya edukasi kesehatan reproduksi serta lemahnya pengawasan lingkungan terhadap kelompok remaja.
Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah, dalam kegiatan Validasi Data Penemuan Kasus dan Pengobatan HIV-AIDS di Hotel Fox, Kamis (20/11/2025), menegaskan meningkatnya kasus disebabkan masifnya perilaku berisiko pada anak muda.
“Ini harus menjadi perhatian semua pihak, terutama keluarga. Banyak kasus muncul karena kurangnya pengawasan dan edukasi sejak dini,” ujar Idah dalam sambutannya.
Idah menambahkan bahwa persoalan akurasi data masih menjadi tantangan. Menurut dia, masih banyak kasus yang belum terlaporkan sehingga mempersulit pemetaan penyebaran HIV di Gorontalo.
Ia meminta fasilitas layanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit, memperkuat proses validasi data dan memastikan pasien yang terdeteksi segera menerima pengobatan.
Ia juga mendorong Dinas PPPA dan Dinas Kesehatan memperluas layanan edukasi dan pendampingan, terutama untuk anak dan remaja yang kini menjadi kelompok paling rentan.
Dengan tren kasus yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Idah menilai penanganan HIV di Gorontalo tidak dapat hanya mengandalkan sektor kesehatan.
Ia menekankan pentingnya peran keluarga, lingkungan, dan pendidikan untuk menekan angka penularan di kalangan remaja.












